Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sejarah Tari Payung dan Perkembangannya Hingga Saat Ini sebagai Tari Tradisional Indonesia!

14 November 2022   12:32 Diperbarui: 14 November 2022   12:39 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo on riverspace.org

Ada tokoh lain yang telah berkontribusi dalam perkembangan tari payung. Yakni, Sjotian Naan dan Djarmis Sutan Bagindo. Kontribusi Sjotian Naan adalah memberikan komposisi warna pada tari payung yang bersumber dari cerita dan cerita rakyat.

Improvisasi yang dilakukan dalam tarian ini menonjolkan simbol-simbol identitas daerah Minangkabau, walaupun masih ada batasan ukuran baju dan isinya. 

Selain Shortian, Djarmis Sutan Bagindo juga mengubahnya, tetapi komposisinya tetap mengikuti pola tari payung yang ada. 

Ia hanya mengubah dimensi dan bentuk batin teks tari. Setelah itu, tari layar juga mengalami dinamika horizontal. Terutama dari siswa Sjofian, yakni Sjofyani Yusaf, Gusmiati Suid, dan Hoerijah Adam. 

Karakter-karakter ini memainkan peran yang berbeda dalam mengembangkan tari payung sesuai dengan kreasi mereka sendiri. Dari komposisi yang dibuat selama ini. Karya Sjofyani Yusuf adalah salah satu yang paling terkenal hingga saat ini.

Meskipun ada banyak perubahan dalam aransemen tari. Namun, tari payung tetap mengusung tema cinta dengan iringan yang disebut Babendibendi. 

Berdasarkan sejarah tari payung ini menunjukan nilai budaya yang kuat yang juga jadi karakter bangsa. Jadi, kita juga harus tetap berusaha untuk melestarikan tari payung ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun