Sudah hampir satu tahun Putri menjalin hubungan dengan Rio. Rio anak salah satu pengusaha ternama di kota Medan. Dengan berwajah tampan nan terlihat lugu tetapi berkepribadian tempramen.
Putri dan Rio kekasihnya kuliah di Universitas Negeri Medan (UNIMED) dengan Prodi yang sama yaitu Manajemen. Mereka menjalin cinta lokasi sejak mahasiswa baru. Tetapi menurutku hubungan mereka sudah tidak sehat.
 Suatu senja Ku ingat betul putri datang menemuiku.
Ia mengetuk pintu rumahku memegang pipi kirinya.
Putri tiba-tiba memelukku sambil tersedu-sedu menangis.
"Ada apa put, mengapa kau menangis..? Aku bertanya sambil mengelus rambut putri.Â
" Aku bertengkar dengan Rio..!" Putri menghapus air matanya.Â
"Ada apa lagi putri jangan bilang kamu dibentak lagi..!! Aku sangat kesal melihat Rio selalu jadi penyebab putri menangis.
"Dia tak hanya membentakku tapi dia juga menghinaku dan menamparku lagi Angela."
"Apa.....!dia menamparmu?. Putri berapa kali aku ingatkan Rio itu kasar, Kalau aku gitu sudah lama aku tinggalkan. Sudahlah kamu tak perlu menangis Untuk pria seperti Rio" Ujarku kesal.Â
"Iya, Tri. Putri bengong menatap langit-langit.Â
"Rio itu udah kasar sering bolos dikelas lagi, kenapa masih bertahan..?" mending kamu sama Agung, ketua Bem itu sampai sekarang dia masih mengagumimu" Aku semakin jengkel
"Tapi aku sangat mencintai Rio" Sahut putri dengan wajah memelas.
"Cinta juga butuh logika putri. Lihatlah Rio jika bangkit amarahnya beraninya dia membentak kau, cakap kotor bahkan menampar wajahmu...!. Apa itu namanya Cinta ayo sadar putri. " Entah mengapa aku menjadi sangat kesal dengan sikap putri begini.
" Tapi sudah banyak yang kami lewati angela bulan depan hari anniversary kami. "Putri berusaha mengeluarkan sesak hatinya.Â
"Persetan dengan anniversarymu tri. Papa Mama kamu saja tak pernah membentak bahkan memukulmu. Kalau sampai mereka tahu kamu diperlakukan kurang baik sama Rio, dari kemarin Rio takkan menginjakkan kaki lagi di rumahmu. " Ujarku marah.
"Apa lebih baik harus berpisah dengan Rio ya angela" Tanya putri polos.Â
"Iya, seharusnya kau dari dulu putuskan dia tri. Lihatlah ini bukan pertama kali Rio membuatmu menangis kayak gini. Bulan pertama hubungan kalian saja dia beraninya memarahimu di tempat umum." Ujarku semakin panas.Â
Malam minggu kemarin Putri jalan denganku bersama dua cowo teman kampus putri. Kami nongkrong santai di Barleys kafe tempat anak USU nongkrong, tepatnya Jl. Dr. Mansyur.Â
Tak jauh dari kampusku di  USU (Universitas Sumatera Utara). Rumah putri jauh dari UNIMED tapi dari rumahnya ke Barleys kafe itu memakan waktu tiga puluh menit.
Memang pada saat itu kami bertiga dijemput oleh Agung pakai mobil pribadinya. Agung dan Putri duduk di depan Sedang aku bersama Andi teman Agung, di kursi belakang.
Putri sengaja mematikan Handphonenya. Ia hanya pamit pada Rio nongkrong di Barleys dengan kami dan membatalkan date mereka.
Baru saja kami ingin menyantap hidangan. Tiba-tiba Rio datang dan menarik tangan putri secara paksa.
"Woi, maksudmu apa pergi seenaknya tanpa izinku."Dengan suara lantang waktu itu Rio bertanya.Â
Kulihat tatapan putri kosong dia hanya diam membisu.Â
"Oh..ternyata ini, kamu pergi ngedate sama agung. Maksudmu apa ha..?" Rio menampar pipi kanan Putri.Â
Seketika pipi kanan putri berubah menjadi merah. Lantas orang-orang di sekeliling kami menatap mereka. Bertanya dalam hati apa yang terjadi. Tiba-tiba satpam datang.Â
"Hei ada apa ini ribut-ribut. Tolong hargai tamu yang lain di kafe ini..! "Â
Dengan sangat lantam Rio menjawab satpam itu. "Ini urusan saya pak, tolong jangan ikut campur umurmu saja sudah bau tanah". Maka, terjadilah keributan di kafe malam  itu.Â
Dengan cepat Agung membawa putri ke mobil dengan wajah yang berkaca-kaca. Sungguh Rio sudah sangat keterlaluan.Â
"Sudahlah lebih baik kamu tenangkan dirimu, jika kamu, sudah siap kamu kesini lagi besok sore akan kuajarkan berpisah secara baik dengannya." Ujarku memberikan solusi terbaik untuknya.
" Iya aku akan memikirkannya dahulu angela" Jawab putri dengan mata Bengkak dan wajah cantiknya menjadi kusam.
Hari sudah sore jam dinding menunjukkan pukul 15:29 WIB aku sudah tak sabar menunggu putri datang.
Dringg.. Dringgg.. Bunyi suara Handphoneku.
Putri menelfon.Â
"Halo Ratu Putriyani siregar, kenapa belum datang juga kau" Tanyaku ketus.Â
"Halo Angela aku gak jadi datang ya"
"Apa bercanda kau, itu artinya.. "
"Iya aku masih sayang banget sama Rio itu, tadi pagi Rio datang sama Bapak mamanya ini baru tadi mereka pulang" Putri menyela.Â
"Loh ngapain Rio datang bawa-bawa ortunya tri" Tanyaku sambil mengintip rumah putri di sebrang dari jendela kamarku.Â
"Iya, perihal Rio meminta maaf"
"Loh kupikir kalian langsung disahkan"
"Enggaklah, Rio sudah berjanji di depan kedua orang tuanya bakal berubah. Kalau dia sampai kasar lagi konsekuensinya putus." Jawab Putri
"Ya sudah, tri aku gak bisa ngomong apa-apa klu sudah bawa-bawa orangtua
Mungkin itu sudah pilihan terbaikmu" Jawabku lemas mendengar penjelasan Putri.Â
"Iya Angela. Makasih udah care sama aku. Udah dulu ya aku mau bereskan piring sama gelas-gelas ini. " Putri menutup telfonnya. Dalam hatiku Ada juga kekasih sesabar putri.Â
Tetapi namanya juga cinta tai Ayam pun rasanya coklat. Itulah pepatah yang membuatku sangat geli mencernanya.
Tapi di mata siapa saja tetap saja tindakan kasar sangatlah tak terpuji. Terlebih lagi bila di mata Hukum kekerasan merupakan salah satu jenis tindakan kejahatan.Â
Perempuan tidak untuk dikasari karena perempuan itu hatinya mudah rapuh walau wajahnya tersenyum. Lagi pula kita semua lahir dari rahim perempuan mulia.
Semoga saja Rio benar berubah dan dapat merasakan tulusnya cinta putri padanya.
Pangkal pinang, 11July2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H