Mohon tunggu...
Grace Miranda Siregar
Grace Miranda Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang berusaha mencapai gelar sarjana sosial

Aku Ada untukmu tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Kadang Tak Punya Logika

11 Juli 2020   16:48 Diperbarui: 11 Juli 2020   21:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Tapi sudah banyak yang kami lewati angela bulan depan hari anniversary kami. "Putri berusaha mengeluarkan sesak hatinya. 

"Persetan dengan anniversarymu tri. Papa Mama kamu saja tak pernah membentak bahkan memukulmu. Kalau sampai mereka tahu kamu diperlakukan kurang baik sama Rio, dari kemarin Rio takkan menginjakkan kaki lagi di rumahmu. " Ujarku marah.

"Apa lebih baik harus berpisah dengan Rio ya angela" Tanya putri polos. 

"Iya, seharusnya kau dari dulu putuskan dia tri. Lihatlah ini bukan pertama kali Rio membuatmu menangis kayak gini. Bulan pertama hubungan kalian saja dia beraninya memarahimu di tempat umum." Ujarku semakin panas. 

Malam minggu kemarin Putri jalan denganku bersama dua cowo teman kampus putri. Kami nongkrong santai di Barleys kafe tempat anak USU nongkrong, tepatnya Jl. Dr. Mansyur. 

Tak jauh dari kampusku di  USU (Universitas Sumatera Utara). Rumah putri  jauh dari UNIMED tapi dari rumahnya ke Barleys kafe itu memakan waktu tiga puluh menit.

Memang pada saat itu kami bertiga dijemput oleh Agung pakai mobil pribadinya. Agung dan Putri duduk di depan Sedang aku bersama Andi teman Agung, di kursi belakang.
Putri sengaja mematikan Handphonenya. Ia hanya pamit pada Rio nongkrong di Barleys dengan kami dan membatalkan date mereka.
Baru saja kami ingin menyantap hidangan. Tiba-tiba Rio datang dan menarik tangan putri secara paksa.

"Woi, maksudmu apa pergi seenaknya tanpa izinku."Dengan suara lantang waktu itu Rio bertanya. 

Kulihat tatapan putri kosong dia hanya diam membisu. 

"Oh..ternyata ini, kamu pergi ngedate sama agung. Maksudmu apa ha..?" Rio menampar pipi kanan Putri. 

Seketika pipi kanan putri berubah menjadi merah. Lantas orang-orang di sekeliling kami menatap mereka. Bertanya dalam hati apa yang terjadi. Tiba-tiba satpam datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun