Singkatnya Ainun yang awalnya diremehkan serta direndahkan oleh seniornya Agus (Arya Saloka) serta Prof. Husodo (Arswendi Nasution) untuk bisa menjadi seorang dokter diakhir ceritanya ia membuktikan kepada seluruh teman-teman maupun dosennya bahwa ia bukan hanya bisa menjadi seorang dokter bahkan ia bisa menjadi lulusan terbaik di kampusnya.Â
Selain itu, Prof. Husodo pun dibuat takjub kepada Ainun, bahkan disaat pengumuman kelulusan berlangsung ia pun mengutarakan bahwa ia belajar banyak dari sosok Ainun.Â
Tidak hanya mengisahkan mengenai kehidupan Ibu Ainun semasa sekolah dan kuliahnya, Hubungan Ibu Ainun dan Ahmad yang pada saat itu merupakan mantan kekasihnya, Kisah pertemuan Ibu Ainun bersama Pak Habibie, serta nilai-nilai feminisme yang terkandung di dalamnya.Â
Di dalam film ini juga terkandung beberapa sudut pandang mengenai pola pikir orang Indonesia pada masa itu yang disampaikan oleh Ahmad (Jefri Nichol) yang pada saat itu menjadi kekasih dari Ibu Hasri Ainun Besari.Â
Oleh karena itu, film ini sangat direkomendasikan untuk dijadikan salah satu pilihan tontonan karena akan ada banyak sekali pelajaran-pelajaran yang akan kalian dapatkan di dalamnya.Â
Daftar Pustaka:
Ryan, M. (2012). An Introduction to criticism. UK: WILEY-BLACKWELL
Nuryati. (2015). Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Raden Fatah, 16(16), 162-163
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H