Mohon tunggu...
Grace KeziaFebriana
Grace KeziaFebriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student Majoring in Communication Science at Atma Jaya University Yogyakarta

Nugas terus, refreshing kapan?

Selanjutnya

Tutup

Film

Menilik Sisi Feminisme dalam Film "Habibie & Ainun 3" (2019)

6 November 2021   16:20 Diperbarui: 6 November 2021   17:27 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Habibie & Ainun 3 yang rilis pada tahun 2019 merepresentasikan sisi feminisme yang cukup dalam. 

Sebelum membahas film ini lebih lanjut, mari kita kenali lebih dalam lagi seperti apa sih feminisme itu sebenarnya? 

Feminisme menurut Manggi Humin adalah sebuah paham pembebasan perempuan dari ketidakadilan karena jenis kelamin. Menurut Mansour Fakih, feminisme merupakan gerakan dan kesadaran yang didasari dari asumsi bahwa perempuan pada dasarnya ditindas dan dieksploitasi, feminisme berusaha untuk mengakhiri penindasan dan ekspoitasi tersebut (Nuryati, 2015, hal. 162-163).

Menurut Ryan (2012) Perempuan dalam film juga sering digambarkan sebagai ancaman bagi kekuatan maupun potensi pria. 

Pengenalan Singkat Mengenai Film Habibie & Ainun 3 (2019)

Film Habibie & Ainun 3 yang rilis pada tahun 2019 disutradarai oleh sutradara ternama Indonesia yakni Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh MD Entertaiment. 

Film ini mengangkat kisah dari kehidupan muda Hasri Ainun Besari yang merupakan Istri dari Presiden Ketiga Indonesia yakni Bapak B.J. Habibie. Karakter Ibu Ainun di dalam film ini digambarkan sebagai sosok yang pintar, tangguh, bijak, sabar, serta berparas sempurna. 

Dilansir dari alinea.id, Film ini mengambil latar waktu pada tahun 1960-an. Dimana film ini ingin menggambarkan pandangan tentang masyarakat di Indonesia yang masih merendahkan maupun meremehkan harkat dan martabat wanita. 

Tokoh B.J.Habibie dalam film ini diperankan oleh Reza Rahardian sedangkan Ibu Ainun diperankan oleh Maudy Ayunda. 

Dilansir dari liputan6.com, Film Habibie & Ainun 3 memiliki kesan yang lebih menarik dibandingkan dengan sekuel sebelumnya, karena penokohan yang lebih bersahaja, menempatkan para karakter dititik realistis, serta menghindari kesan dramatis maupun emosional. 

Yuk Mulai Bedah Satu Persatu Representasi Feminisme dari Film Habibie & Ainun 3 (2019)

Representasi feminisme dalam film habibie & Ainun 3 mulai ditunjukkan saat Ainun mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia (UI). Pada saat itu Ainun mengambil jurusan Kedokteran, karena ia bercita-cita ingin bisa membantu semua orang. 

Awalnya Ainun sempat cemas apakah dirinya diterima di fakultas kedokteran UI, hal ini  ditunjukkan pada adegan 

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Selain itu kakak Ainun yaitu Ari juga menjelaskan bahwa pada masa itu emansipasi terhadap wanita masih belum benar-benar ditegakkan. Orang tua Ainun pun mengatakan hal yang sama kepada Ainun 

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Tak Hanya itu saja, Ainun juga mendapatkan beberapa cemoohan, penindasan, serta remehan dari senior Ainun yaitu Agus serta Prof.Husodo selaku dosen Ainun. 

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Feminisme liberal merupakan salah satu sisi yang ditonjolkan dalam film ini. Dimana feminisme liberal memiliki pengertian sebagai penyetaraan hak maupun kesempatan antara kaum laki-laki dan perempuan. 

Disini Ainun memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tinggi sama seperti kaum laki-laki yang lainnya. 

Beberapa adegan di dalam film Habibie & Ainun 3 yang merepresentasikan feminisme, yakni

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Singkatnya Ainun yang awalnya diremehkan serta direndahkan oleh seniornya Agus (Arya Saloka) serta Prof. Husodo (Arswendi Nasution) untuk bisa menjadi seorang dokter diakhir ceritanya ia membuktikan kepada seluruh teman-teman maupun dosennya bahwa ia bukan hanya bisa menjadi seorang dokter bahkan ia bisa menjadi lulusan terbaik di kampusnya. 

Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3
Sumber: Tangkapan layar film Habibie & Ainun 3

Selain itu, Prof. Husodo pun dibuat takjub kepada Ainun, bahkan disaat pengumuman kelulusan berlangsung ia pun mengutarakan bahwa ia belajar banyak dari sosok Ainun. 

Tidak hanya mengisahkan mengenai kehidupan Ibu Ainun semasa sekolah dan kuliahnya, Hubungan Ibu Ainun dan Ahmad yang pada saat itu merupakan mantan kekasihnya, Kisah pertemuan Ibu Ainun bersama Pak Habibie, serta nilai-nilai feminisme yang terkandung di dalamnya. 

Di dalam film ini juga terkandung beberapa sudut pandang mengenai pola pikir orang Indonesia pada masa itu yang disampaikan oleh Ahmad (Jefri Nichol) yang pada saat itu menjadi kekasih dari Ibu Hasri Ainun Besari. 

Oleh karena itu, film ini sangat direkomendasikan untuk dijadikan salah satu pilihan tontonan karena akan ada banyak sekali pelajaran-pelajaran yang akan kalian dapatkan di dalamnya. 

Daftar Pustaka:

Ryan, M. (2012). An Introduction to criticism. UK: WILEY-BLACKWELL

Nuryati. (2015). Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Raden Fatah, 16(16), 162-163

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun