Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Suara Perupa dalam Voice Against Reason Museum Macan

14 Maret 2024   07:26 Diperbarui: 14 Maret 2024   08:27 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diorama pembacaan Teks Prokalamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (dok.Nur Taufik Kopaja71)

dokpri photo laku dodok Tradisi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (dokpri)
dokpri photo laku dodok Tradisi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (dokpri)

Tradisi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, laku dodok merujuk pada gerak tubuh yang harus merendahkan diri hingga pada posisi hampir berjongkok sambil mereka melintas.

Gerakan berjongkok ini dilakukan oleh abdi dalem (pegawai keraton) yang bekerja di dalam istana, ketika berjalan di hadapan Sultan, keluarga atau kerabatnya, para nasihat atau individu yang berstatus lebih tinggi.

Karya ini menyuarakan secara halus kekayaan yang diasumsikan dalam sistem monarki, patriarki dengan tindakan bertekuk lutut yang tiada hentinya atau berlanjut selamanya (perpetuity)

Hasil karya para perupa dengan thema Voice Against Reason, di Museum Macan merupakan maha karya yang harusnya diperhatikan pemerintah tujuan, isi dan nilainya untuk kemajuan bangsa. Setiap karya tersebut menyuarakan sebuah kebaikan dan nilai-nilai sejarah.

Berkunjung ke Museum Macan adalah berkat yang luar biasa mendapatkan ilmu pengetahuan, narasi-narasi sejarah, perupa, lukisan, film yang merupakan suara terdalam dari para perupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun