Semua program-program, keuangan bahkan roda perusahaan berjalan diatas perintah si pemilik perusahaan, si penolong telah ditipu oleh pemilik perusahaan setelah perusahaan berjalan setahun.
Si penolong selalu menuntut agar ada dana di dalam rekening perusahaan karena bagaimanapun program-program yang dia ciptakan harus berjalan dan karyawan serta biaya operasional harus dibayarkan. Tetapi pemilik perusahaan selalu membentak, bahkan pernah dilayangkan tamparan kepada si penolong setiap kali dia meminta dana dari investor harus dimasukkan ke dalam rekening perusahaan.Â
Hal ini berjalan hingga setahun dan sipenolong yan dijadikan direktur menjadi orang yang bodoh, yang biasa dia kritis menjadi tunduk. Tapi kebohongan tidak dapat ditutupi, ketahuan bahwa si pemilik perusahaan menipu sang penolong, saat klien meminta pertanggungjawaban pemilik perusahaan tidak pernah berhadapan dengan klien dan jadilah sipenolong yang dituntut oleh klien sementara pemilik perusahaan melarikan diri dan akhirnya seluruh beban perusahaan dilimpahkan kepada  sang penolong. Semntara komisaris yang disampaikan oleh pemilik perusahaanpun alamatnya alamat palsu, hehehe. Â
Seluruh tabungan si penolong beserta asetnyapun habis, karena dia yang dituntut oleh karyawan untuk membayarkan gaji mereka, sementara sang penolongpun yang sudah menjadi terbodoh, gegara sering diberi makanan, membayarkan gaji karyawan untuk beberpa bulan sebelum perusahaan tutup dan juga membayarkan dana kepada para klien.Â
Sang penolong akhirnya tidak kuat, menjadi lemah, sementara pemilik perusahaan yang sudah mengakui kesalahannya kepada keluarga sang penolong dan berjanji akan bertanggungjawab terhadap semua apa yang dia lakukan dengan menuliskan surat pernyataan dan video pengakuan bahwa pemilik perusahaan yang menciptakan program-program, mengatur keuangan, mengatur pekerjaan karyawan dan seluruh jalannya perusahaan, si penolong hanya melakukan sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemilik perusahaan, tetapi faktanya si pemilik perusahaan melarikan diri tidak bertanggungjawab, karena itulah si penolong berusaha membantu dengan menjual asetnya dan menggunakan tabungannya untuk menyelesaikan masalah keuangan, tetapi tidak cukup yang pada akhirnya sipenolong yang dikunjungi oleh klien untuk kesepakatan yang sudah ditandatangani. Sekalipun sudah diberikan surat pernyataan si pemilik perusahaan dan video tetap saja mereka datang.Â
Tetapi jika dilihat dari permasalahannya, beberapa klien juga sudah mendapatkan untung dan ada juga program yang harusnya diberhentikan oleh perusahaan tetapi karena klien sendiri meminta berjalan, maka si pemilik perusahaanpun menjalankannya. Kesalahan fatal dari sang penolong too trust to the people, too trust to friend, yang ternyata menjatuhkannya. Seluruh tanggungjawab dibebankan kepada sang penolong, hingga banyak ancaman, teror. Para klien sendiri sudah tahu bahwa si penolong tidak salah karena sudah disampaikan surat pernyataan pemilik perusahaan tetap saja mereka tidak mau terima.Â
Nah..melihat dari kasus ini, tentulah dapat kita rasakan bagaimana pahitnya penderitaan dan pengalaman sang penolong, bisa mengalami trauma, kehilangan kepercayaan kepada orang, bisa jadi akan overprotektive dan tidak memiliki keberanian lagi, bahkan mungkin berbagai penyakit dapat timbul, akibat dari perlakuan temannya dan pemilik perusahaan.Â
Seluruh hartanya habis karena berusaha menutupi seluruh keuangan perusahaan. Jika dilihat dari kasus ini, secara manusiawi, sang penolong pasti benci, dendam bahkan jika boleh dimasukkan ke dalam sel, agar tidak ada lagi tindak kejahatan seperti itu terjadi.Â
Tetapi entah mengapa, sang penolong mampu mengampuni pemilik perusahaan, entah kekuatan apa, ketika pemilik perusahaan meminta maaf, bersujud kepada sipenolong dan saat itupun si penolong mengampuninya, dia tidak menuntut uang yang sudah masuk ratusan juta ke dalam perusahaan bahkan sampai seluruh asetnya terjual, asalkan si pemilik perusahaan bertanggungjawab. Tetapi faktnya si pemilik perusahaan melarikan diri.Â
Jika dilihat dari kasus di atas mungkin saja sipenolong memiliki kebencian juga terhadap para klien, karena sudah disampaikan juga bahwa sang penolong hanya membantu saja, tetapi mereka tidak mempercayainya.
Tetapi anenhnya lagi sang penolong malah berdoa agar Tuhan memberkati kehidupan seluruh klien, memberikan mereka kemudahan, sekalipun sang penolong dihina, dicaci, tetapi dia tidak fokus kepada cacian itu, dia fokus kepada doa-doanya, karena solusinya sudah diluar kemampuan sang penolong.