Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Love

Lepaskanlah....

17 Februari 2022   00:28 Diperbarui: 17 Februari 2022   21:37 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri designed by canva

Perjalanan hidup setiap orang pasti beda-beda, sejak kelahiran hingga lansia. Dalam setiap perjalanan tentunya tidak ada yang mulus, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor didikan orangtua sejak dini kepada anak-anak, sekolah, lingkungan pergaulan, pendidikan, adat istiadat dan budaya, geographi, seperti mereka yang tinggal di pegunangan, daerah pesisir, kota dan pedesaan akan mempengaruhi cara pandang dan cara berfikir. 

Adanya banyak faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan perjalanan seseorang hingga pada akhirnya di kematian. Adakah seseorang yang sejak lahir hingga lansia tidak pernah mengalami pergumulan hebat, boleh dikatakan tidak ada, hal ini dapat kita lihat dalam perkataan sebuah Firman dalam kitab kepercayaan bahwa manusia  semua sama dihadapanNya, satupun tidak ada yang tidak melakukan dosa, semua berdosa, jadi mengapa kita harus merasa orang yang paling sempurna jika semua sudah berdosa, apalagi jika kita melihat kesalahan orang lain? kadang kita menjadi hakim atas orang yang menurut kita dia salah padahal kita sendiripun belum tahu letak kesalahan orang lain yang sebenaranya, apalagi sekarang media sosial kejam, sedikit-sedikit kesalahan orang sudah viral, entahlah bagaimana membangun kembali kehidupan etika dan moral yang sudah mulai digerus oleh cepatnya jari menyentuh screen.

Dalam perjalanan kehidupan kita, pasti ada tantangan, penderitaan, ocehan, hinaan, fitnah, mungkin ada juga yang mengalami pelecehan, kekerasan, penipuan, korupsi, kolusi, perzinahan dan berbagai banyak dosa lagi. Jika dilihat memang tidak ada baiknya manusia di muka bumi ini dicipta, jika hidup untuk ego diri sendiri dan tidak memikirkan kehidupan orang lain. Salah satu contoh kasus, kasus penipuan. 

Penipuan menjadikan orang yang menolongnya menjadi pimpinan di perusahaan yang dia ingingkan, sementara pemilik perusahaan tidak pernah memasukkan dana ke dalam rekening perusahaan, untuk membuat akta perusahaan sendiri orang yang menolong tersebut tidak pernah tahu akan hal itu. Pemilik perusahaan sering membawakan makanan kepada sipenolong dan tanpa sepengetahuan sipenolong, pemilik perusahaan mungkin memasukkan zat ke dalam makanan karyawannya agar dapat dengan mudah mengiyakan segala apa yang diinginkan oleh pemilik perusahaan.

Awalnya dia hanya diminta bantu untuk mengembangkan perusahaan tersebut oleh temannya yang sudah duluan bekerja di perusahaan tersebut, tetapi temannya sendiri menjebloskan dia ke dalam situasi yang sulit, teman yang menawarkan pekerjaan tersebut keluar sementara dia yang diajak masuk untuk membantu perusahaan yang baru tersebut ditinggal. 

Pemilik perusahaan dan direkturnya memanfaatkan kepintaran, kecerdasan dan kebaikan hati sang penolong, karena seluruh latar belakang si penolong tidak ada yang cacat bahkan sangat dikenal baik oleh orang-orang yang diajak kerjasama. 

Tanpa sepengetahuan si penolong ternyata pemilik perusahaan menjadikan penolong sebagai direktur perusahaan sementara si pemilik perusahaan tidak ada namanya di dalam akta dan direktur awal perusahaan hilang tidak terdeteksi. Pemilik perusahaan tersebut ternyata menjadikan si penolong sebagai direktur karena direktur awal tidak terlihat lagi. 

Untuk melegalisasikan seluruh dokumen perusahaan, tidak diketahui oleh penolong tersebut dibuat,  sebagian tanda tangan dipalsukan, bahkan saat pembacaan akta perusahaan ditanda tangani si penolong diancam akan dibunuh jika tidak ditanda tangani, tetapi sebelum pendandatangan dokumen, pemilik perusahaan memberikan si penolong makan siang yang dia belikan sendiri. Namanya juga orang baik-baik tidak pernah curiga apa yang dimasukkan ke dalam makanan tersebut, sehingga si penolong tidak berfikir sewajarnya dan dia menandatangani dokumen di bawah tekanan dan ancaman. 

Sang Penolong yang tidak memiliki pengalaman dunia bisnis, pemilik perusahaan hanya menyampaikan bahwa saham si penolong di perusahaan hanya 5%, saham tersebut diberikan sebagai upah dari keahlian si penolong. 

Semua program-program, keuangan bahkan roda perusahaan berjalan diatas perintah si pemilik perusahaan, si penolong telah ditipu oleh pemilik perusahaan setelah perusahaan berjalan setahun.

Si penolong selalu menuntut agar ada dana di dalam rekening perusahaan karena bagaimanapun program-program yang dia ciptakan harus berjalan dan karyawan serta biaya operasional harus dibayarkan. Tetapi pemilik perusahaan selalu membentak, bahkan pernah dilayangkan tamparan kepada si penolong setiap kali dia meminta dana dari investor harus dimasukkan ke dalam rekening  perusahaan. 

Hal ini berjalan hingga setahun dan sipenolong yan dijadikan direktur menjadi orang yang bodoh, yang biasa dia kritis menjadi tunduk. Tapi kebohongan tidak dapat ditutupi, ketahuan bahwa si pemilik perusahaan menipu sang penolong, saat klien meminta pertanggungjawaban pemilik perusahaan tidak pernah berhadapan dengan klien dan jadilah sipenolong yang dituntut oleh klien sementara pemilik perusahaan melarikan diri dan akhirnya seluruh beban perusahaan dilimpahkan kepada  sang penolong. Semntara komisaris yang disampaikan oleh pemilik perusahaanpun alamatnya alamat palsu, hehehe.  

Seluruh tabungan si penolong beserta asetnyapun habis, karena dia yang dituntut oleh karyawan untuk membayarkan gaji mereka, sementara sang penolongpun yang sudah menjadi terbodoh, gegara sering diberi makanan, membayarkan gaji karyawan untuk beberpa bulan sebelum perusahaan tutup dan juga membayarkan dana kepada para klien. 

Sang penolong akhirnya tidak kuat, menjadi lemah, sementara pemilik perusahaan yang sudah mengakui kesalahannya kepada keluarga sang penolong dan berjanji akan bertanggungjawab terhadap semua apa yang dia lakukan dengan menuliskan surat pernyataan dan video pengakuan bahwa pemilik perusahaan yang menciptakan program-program, mengatur keuangan, mengatur pekerjaan karyawan dan seluruh jalannya perusahaan, si penolong hanya melakukan sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemilik perusahaan, tetapi faktanya si pemilik perusahaan melarikan diri tidak bertanggungjawab, karena itulah si penolong berusaha membantu dengan menjual asetnya dan menggunakan tabungannya untuk menyelesaikan masalah keuangan, tetapi tidak cukup yang pada akhirnya sipenolong yang dikunjungi oleh klien untuk kesepakatan yang sudah ditandatangani. Sekalipun sudah diberikan surat pernyataan si pemilik perusahaan dan video tetap saja mereka datang. 

Tetapi jika dilihat dari permasalahannya, beberapa klien juga sudah mendapatkan untung dan ada juga program yang harusnya diberhentikan oleh perusahaan tetapi karena klien sendiri meminta berjalan, maka si pemilik perusahaanpun menjalankannya. Kesalahan fatal dari sang penolong too trust to the people, too trust to friend, yang ternyata menjatuhkannya. Seluruh tanggungjawab dibebankan kepada sang penolong, hingga banyak ancaman, teror. Para klien sendiri sudah tahu bahwa si penolong tidak salah karena sudah disampaikan surat pernyataan pemilik perusahaan tetap saja mereka tidak mau terima. 

Nah..melihat dari kasus ini, tentulah dapat kita rasakan bagaimana pahitnya penderitaan dan pengalaman sang penolong, bisa mengalami trauma, kehilangan kepercayaan kepada orang, bisa jadi akan overprotektive dan tidak memiliki keberanian lagi, bahkan mungkin berbagai penyakit dapat timbul, akibat dari perlakuan temannya dan pemilik perusahaan. 

Seluruh hartanya habis karena berusaha menutupi seluruh keuangan perusahaan. Jika dilihat dari kasus ini, secara manusiawi, sang penolong pasti benci, dendam bahkan jika boleh dimasukkan ke dalam sel, agar tidak ada lagi tindak kejahatan seperti itu terjadi. 

Tetapi entah mengapa, sang penolong mampu mengampuni pemilik perusahaan, entah kekuatan apa, ketika pemilik perusahaan meminta maaf, bersujud kepada sipenolong dan saat itupun si penolong mengampuninya, dia tidak menuntut uang yang sudah masuk ratusan juta ke dalam perusahaan bahkan sampai seluruh asetnya terjual, asalkan si pemilik perusahaan bertanggungjawab. Tetapi faktnya si pemilik perusahaan melarikan diri. 

Jika dilihat dari kasus di atas mungkin saja sipenolong memiliki kebencian juga terhadap para klien, karena sudah disampaikan juga bahwa sang penolong hanya membantu saja, tetapi mereka tidak mempercayainya.

Tetapi anenhnya lagi sang penolong malah berdoa agar Tuhan memberkati kehidupan seluruh klien, memberikan mereka kemudahan, sekalipun sang penolong dihina, dicaci, tetapi dia tidak fokus kepada cacian itu, dia fokus kepada doa-doanya, karena solusinya sudah diluar kemampuan sang penolong.

 Sekalipun dia kehilangan seluruh keuangan dan asetnya, dia tidak pernah merasa kehilangan karena dia tidak menempatkan dasar dan tujuan hidupnya ke dalam harta,kekayaan, karena duit dapat dicari, tetapi jika kita kehilangan kasih Karunia Tuhan, hidup tidak ada lagi artinya.

Trauma, pernah ada, tetapi sudah pulih, dengan memberikan pengampunan, karena jika tidak memberi pengampunan maka diri sendiri yang terluka, sudah cukup dilukai oleh orang-orang berkali-kali, jadikan kekuatan cinta dan anugerah Tuhan semata yang  memulihkan roh dan jiwa. The Power of Love, hanya dengan cinta kasihlah jiwa kita sembuh, kita sendiri harus memutuskan untuk  menyembuhkan diri kita sendiri, melepaskan dendam, sakit hati, kecewa agar tidak menjadi akar pahit dalam diri.

Akar pahit dapat menjadikan diri kita tidak bertumbuh, tidak berkembang, hidup dibawah dendam, iblis berkeliaran di dalam pikiran dan jika itu dibiarkan dapat berakibat kematian. Jika kita hidup di dalam Tuhan, segala pergumulan pasti ada jalan keluar. Tidak ada pesta yang tidak usai.

 Mari melihat kisah Yusuf dalam Alkitab, banyak penderitaannya yang membuat jiwa dan hatinya menangis, pertama dia dijual oleh saudara-saudara kandungnya sendiri, kejam bukan...? 

Setelah itu difitnah oleh isteri Potifar, dimasukkan ke dalam penjara, di dalam penjara dapat mengartikan mimpi sang juru minum dan juru makan, setelah diberikan arti kepada sang juru minum dan juru makan Firaun, Yusuf berpesan agar meningatnya di penjaran, maksud Yusuf agar membebaskannya, tetapi dia dilupakan oleh mereka. Memang kadang hidup seperti itu, setelah mendapatkan pertolongan, terkadang yang ditolong lupa terhadap sang penolong, jangankan lupa, bisa jadi diazas manfaatkan seperti contoh kasus di atas. Tetapi pada akhirnya Yusuf mencapai puncak dan maksud Tuhan setelah Tuhan membentuk dan memahat dia dengan berbagai penderitaan, menjadi pimpinan di kerajaan Firaun dan bahkan menyelamatkan keluarganya dari kelaparan.

Betapa sakitnya perasaan Yusuf, kecewa, saat dia mengundang keluarganya untuk makan bersama di tempatnya, karena tidak tahan lagi mengingat kejamnya saudara-saudaranya dan berusaha berdamai dengan dirinya sendiri, hingga dia masuk ke dalam ruangannya menangis. Demikianlah kondisi Yusuf saat berusaha melepaskan dendam, sakit hati dari dirinya, berdamai dengan diri sendiri. Kejahatan dibalas dengan kebaikan.  

Yusuf adalah seorang yang memiliki integritas, hal ini terbukti saat ketika diajak oleh isteri Porifar untuk berjinah dia menolak karena itulah dia dimasukkan ke dalam penjara. Nah, kita juga mungkin pernah mengalami penderitaan, mungkin tidak sampailah seperti Yusuf, atau mungkin ada yang seperti Yusuf, jangan lemah, siapa tahu Tuhan mengangkat kita menjadi pimpinan di negara kita atau daerah kita, atau Tuhan ingin menyatakan kemulianNya melalui perjalan hidup kita. 

Hidup memang membuat kita bingung dan menderita jika dipertemukan dengan seorang mafia, penjahat, orang-orang yang suka melakukan kejahatan, pemfitnah, pemburit, pembunuh, bertemu satu saja dengan orang-orang yang saya sebutkan sudah membuat hidup kita menderita. Sebijakasana atau seselektif apapun kita dalam berteman jika memang jalan hidup kita sudah ditentukan oleh Tuhan, contohnya seperti Yusuf sudah maka kita harus menjalani dengan ikhlas. 

Saat dipertemukan dengan orang yang menyakiti kita, ingatlah berikan pengampunan dengan ikhlas, tulus tanpa harus menghakimi orang-orang yang telah menyakiti kita, berperilaku jujur terhadap diri sendiri dihadapan Tuhan, hanya dengan seperti itulah kita sembuh, kita sudah selesai dengan keeosian dan keangkuhan kita. Mari kita ingat semua orang sudah berdosa dan tidak satupun yang kudus, hanya oleh karena anugerah Tuhan sematalah kita menjalani hidup ini.  

Tetapi jikapun kejahatan yang dilakukan atas keinginan sendiri, maka dia adalah yang masuk dalam kelompok mafia dan penjahat. Setiap orang yang menyesatkan orang lain dengan sengaja atau menjatuhkan orang lain ke dalam dosa, adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan  salah satu dari orang-orang yang lemah ini. 

Dalam perjalanan hidup kita, tidak tahu siapa yang akan hadir dan mengisi hidup kita, apakah penjahat, orang baik, orang sirik, teman tapi mesra, teman tapi benalu, teman tapi penjilat, orang tulus, orang baik, semua berjalan seperti air sungai mengalir, tetapi jika mereka menjatuhkanmu, engkau tidak kuat dalam penderitaan maka engkau akan memilih jalan pintas mengakhiri hidupmu sendiri, karena itu teguhkan dan kuatkanlah diri di dalam doa dan permohonan dalam nama Tuhan Yesus. 

Tetapi jika engkau sudah dibentuk dengan berbagai penderitan-penderitaan untuk maksud Tuhan dalam masa depanmu, maka terimalah dengan ikhlas, karena akan ada pelangi sehabis hujan. 

Cintai dirimu, karena engkau sangat berharga, cintai keluargamu, cintai mereka yang peduli denganmu dengan tulus, maka kekuatan cinta atas kasih karunia Tuhan yang sesungguhnya dapat dirasakan dalam hidup ini. Sekalipun menderita dalam dunia, mari kita ingat bagian kita adalah mahkota kerjaan sorga. 

Apa gunanya kaya, jika engkau hidup dalam penipuan, korupsi, dan melakukan dosa untuk mendapatkan kekayaan tersebut dan juga kehilangan value atas sebutan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. 

Dengan hidup apa adanya, bahagia bersama keluarga dan teman-teman adalah nilai hidup yang sangat mulia. Apapun dosa yang telah diikat di dalam dunia ini, lepaskanlah, lepaskanlah, lepaskanlah dan beri pengampunan kepada orang-orang jahat yang pernah hadir dalam perjalanan hidup kita. Dan jangan lupa minta maaf juga terhadap diri sendiri, jika pernah melakukan kesalahan terhadap diri sendiri.  

LOVE YOURSELF, HEAL IT, FORGIVE THOSE WHO HURT and BETRAYED YOU, LOVE YOUR GOD, BECAUSE GOD IS LOVE, and LET HIM WALK BEFORE YOU. You're never walking Alone, because God walks before you, honey.

Remember The Power of Love and Forgiveness. "For if you forgive other people when they sin against you, your heavenly Father will also forgive you. But if you do not forgive others their sins, your Father will not forgive your sins." 

God bless us and have a nice day, dude.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun