Tante Mia: Puji Tuhan, terserah Pretty sampai kapan disana, kamu akan dilayani oleh Nia, selama kamu disana
Pretty: Terima kasih banyak tante
Tante Mia: sama-sama sayang, kamu juga sudah merupakan bagian dari keluarga kami, tante malah akan merasa bersalah jika tidak dapat menghiburmu. Kamu masih sempat ke Puncak diantar sama pak Mulyadi sekarang.
Pretty: Tapi kan saya tidak bawa baju tante
Tante Mia: (tertawa), maaf ya Pretty, dulu Praja itu sering nanya, kalau ukuran badan sepertimu ukuran pakainnya apa tante, tanya Praja. Kamu tahu dia itu suka beli kaos, celana, sampai pakaian dalam disimpannya di dalam kotak, jika kamu selesai mengajar anak-anak jalanan pasti keringatan dan bau, jadi dia suka bawa kaos. Jadi semua sudah saya serahkan barang-barang itu sama pak Mul, untuk diantar ke rumahmu. Sampai pakaian tidurpun sudah dia belikan.Â
Pretty: Tante, sayang banget ya Praja sama saya
Tante Mia: Iya dek, bagi dia, kamu itulah penyambung nyawanya dan karena kamu semangat hidupnya bangkit kembali
Pretty: saya tidak tahu sampai segitu dalam cintanya untukku tante
Tante Mia: Iya luar biasa dia mencintaimu, sedangkan om mu saja tidak kayak gitu sama saya, kadang saya iri samamu, beruntung banget si Pretty ini pikir tante, tapi saya bangga, punya ponakan seperti Praja yang memiliki akhlak dan karakter yang baik dan benar. Tante bangga sama dia, kadang dia saya buat contoh sama om mu
Pretty: Tapi om juga baik kan tante
Tante Mia: Tidak seperhatian Praja. Ya sudah sayang, ngomoning om mu tidak habis-habisnya nanti, kamu berangkatlah sama pak Mul ke puncak istirahat di sana ya, jangan sedih membaca isi kotak itu nanti.