Mohon tunggu...
Grace Indira Pramadewi
Grace Indira Pramadewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kita Bisa Menghadapi Quarter Life Crisis!

27 Juli 2023   12:02 Diperbarui: 9 Oktober 2024   16:11 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau mengambil pilihan yang satu, ada rasa ketakutan tersendiri. Di saat kita memilih pilihan yang lain, kita tak yakin kita bisa melakukan pilihan tersebut. 

Rasa ini cenderung menaruh kita pada situasi kita membandingkan diri dengan keberhasilan orang lain. Termasuk dengan keberhasilan anggota keluarga ataupun teman-teman kita.

Kehilangan semangat/ambisi saat lakukan kegiatan kita

Manusia seperti kita pasti memiliki sebuah semangat/ambisi untuk melakuan sesuatu. Semangat/ambisi bagaikan sebuah mesin penggerak dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman hidup kita. 

Kita bisa kehilangan semangat/ambisi karena kita terus membayangkan hal buruk setiap kali kita melangkah ke dunia yang baru. Hal ini dapat memicu sebuah pemikiran bila kehidupan kita stagnan dan menaruh kita kepada suatu situasi bernama quarter life crisis.

Kita bisa lakukan apa bila sedang alami quarter life crisis?

Belajar membuka diri pada orang-orang sekitar kita

Untuk menghadapi quarter life crisis, kita mulai dengan menelaah diri kita sendiri. Alih-alih mengingkari bahwa kita alami krisis pada kehidupan kita sendiri, sebaiknya kita perlu untuk akui saat ini kita mengalami sebuah krisis yang tak bisa kita hadapi seorang diri. 

Dalam mencari pribadi-pribadi yang ingin kita jadikan "cermin kehidupan", kita perlu menemukan pribadi yang membantu diri kita menghadapi quarter life melihat masa lalu/segala emosi atau perasaan yang sedang kita rasakan/seberapa besar kesulitan dalam kehidupan kita.

Mengapa kita perlu membuka diri?

  • Membantu kita mengenali diri sendiri
  • Ada sebuah sudut pandang lain untuk melihat kehidupan kira
  • Memudahkan kita menerima diri kita sendiri
  • Tahu apa yang harus kita perbuat dalam menghadapi quarter life crisis

Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Membandingkan kehidupan diri kita dengan kehidupan orang lain sebenarnya bukan sifat baik, namun kita sering lakukan. Seringkali, kita sangat suka melihat kesuksesan atau pencapaian yang orang-orang terdekat kita (saudara/saudari, teman-teman, rekan kerja), lalu memberi kritik sangat keras pada diri kita sendiri. 

Selain itu, karena kita memiliki standar terlalu tinggi dan saat ini kita belum mencapainya, kita dengan cepat membuat perbandingan di mana kita (terlihat) tidak beruntung dibanding orang yang kita bandingkan. 

Pengalaman buruk seperti kegagalan juga menjadi alasan mengapa sangat mudah kita melihat kehidupan orang lain jauh lebih baik dibanding kita. Kesuksesan atau impian yang tercapai di kehidupan orang lain seperti sebuah pemantik untuk kita menganggap hidup kita tak seberuntung mereka. 

Mulai dari sekarang, kita belajar supaya kita tidak terus menetap di quarter life crisis dengan belajar menghilangkan sifat membandingkan kehidupan orang lain, karena:

  • Setiap orang punya jalan kehidupan tersendiri
  • Kita malah menghambat perjalanan hidup kita sendiri
  • Waktu kita terbuang sia-sia

Mengubah perasaan negatif melihat keberhasilan orang lain menjadi sebuah motivasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun