Mohon tunggu...
Grace Indira Pramadewi
Grace Indira Pramadewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apakah Quarter Life Crisis Seburuk Itu?

27 Juli 2023   12:02 Diperbarui: 16 Agustus 2024   10:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Yan Krukau: https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-showing-frustrations-on-her-face-4458420/ 

Jujur saja, saya baru menyadari bahwa tidak memiliki income pasti itu sangat tidak enak. Selalu memikirkan bagaimana mengatur keuangan sementara tahu sekali keinginan saya banyak seperti keinginan tokoh Nobita di kartun "Doraemon". Kadang malu sama teman-teman kalau jalan bareng. Terlebih lagi, saya merasa seperti orang yang belum berusaha sepenuh nya untuk membantu perekonomian di rumah. Pemikiran seperti ini juga membuat saya menyadari kalau saya sedang ada di tahap quarter life crisis (krisis seperempat abad).

Lebih dari satu sumber menjelaskan apa itu quarter life crisis. Forbes yang memaparkan kalau seseorang sedang alami krisis ini saat dirinya menyadari hidup yang dijalani tidak seperti yang dipikirkan. Krisis ini terjadi pada rentang usia antara usia dua puluh sampai pertengahan tiga puluh tahun. Kita seperti mempertanyakan diri sendiri tentang bagaimana cara supaya bisa terus jalani kehidupan, namun tidak mendapatkan jawaban nya.

Pemicu dari krisis ini di kehidupan kita bisa beragam. Entah setelah melihat postingan dari teman-teman yang baru berlibur di luar negeri dan sangat menikmati liburan nya, atau harus hidup mandiri tanpa ada bantuan orang-orang di sekitar kita, atau bahkan saat kita harus mengalami kita putus cinta serta tak tahu harus berbuat apa untuk ke depan nya. Bisa juga krisis ini hadir saat kita sedang berada di transisi seperti dari yang punya pekerjaan menjadi tak punya pekerjaan sama sekali.

Meski begitu, apakah quarter life crisis memang seburuk itu?

Tanda-tanda Kita Sedang Alami Quarter Life Crisis

Sulit membuat keputusan tentang masa depan

Sudah pasti ada lebih dari satu pertimbangan saat kita ingin memutuskan sesuatu bagi masa depan kita. Sayangnya, rasa takut gagal juga mudah hadir. Ketakutan inilah bisa jadi faktor sulitnya buat satu keputusan terbaik untuk kita sendiri. Kita sangat menghindari salah melangkah, padahal kesalahan tersebut bisa jadi waktu tepat bagi kita pelajari kehidupan yang sedang dijalani. Misalnya, kita ingin belajar menjadi seorang content creator makanan atau tempat makan sedang viral di sebuah media sosial, tetapi kita terlalu memikirkan apakah cara bicara kita menarik atau membosankan tanpa memikirkan kalau kita perlu biasakan diri untuk berbicara di depan kamera.

Kalau kita selalu kesulitan membuat satu keputusan terbaik demi masa depan kita, lambat laun kita bisa terjebak dalam situasi quarter life crisis ini. Kita akan terus bertanya-tanya akan kemampuan kita sendiri dan di saat bersamaan kita terus tidak berani tentukan langkah kehidupan sendiri.

Merasa tak tahu apa tujuan hidupnya

Fase “mau jadi apa ya?” merupakan salah satu fase di kehidupan dan semua orang bakal mengalaminya. Meski begitu, quarter life crisis ini terjadi saat kita benar-benar tidak tahu apa yang harus kita lakukan saat itu juga. Kita benar-benar merasa tak pasti langkah apa perlu kita lakukan atau mau ke mana arah tujuan hidup kita. Pertanyaan demi pertanyaan selalu muncul di pikiran kita tanpa kita tahu jawabnya.

Kehilangan semangat/ambisi saat lakukan kegiatan kita

Kita bisa menyadari kalau kita sedang ada di masa krisis pertengahan umur saat rasa semangat terus menghilang setiap kali kita ingin melakukan sebuah kegiatan. Bahkan hanya sekadar melihat to-do list saja kita merasa sangat berat untuk melihatnya. Kalau pun kita melakukan sebuah aktivitas, kita sekadar melakukannya begitu saja. Kata-kata motivasi dari orang lain terasa tidak cukup membantu kita supaya memiliki semangat atau ambisi di setiap kegiatan kita. 

Apa yang Bisa Kita Lakuin Untuk Hadapin Quarter Life Crisis?

Tidak baik rasanya kalau di tulisan ini melarang kita untuk alami krisis seperempat abad di hidup ini. Karena bagaimana pun juga, situasi ini sangat normal dialami seseorang. Ada tiga saran yang bisa kita terapkan.

 

Terima situasi kita berada di quarter life crisis

Menerima kalau situasi kita saat ini berada di quarter life crisis adalah hal pertama dalam menghadapi krisis ini. Salah satu hal positif dari krisis ini adalah kita dapat mengenali diri kembali. Dari situasi ini kita dapat uraikan satu per satu kemampuan yang dimiliki, impian yang ingin kita capai, dan hal-hal baik yang ternyata sudah kita miliki atau alami di dalam hidup kita.  


Perlahan-lahan temukan tujuan di hidup kita

Bila kita sudah kenali diri sendiri dan menyadari saat ini kita mengalami quarter life crisis, menemukan tujuan hidup bisa kita cari secara satu demi satu. Tidak perlu melihat tujuan hidup orang lain. Kita hanya perlu fokus tujuan hidup apa yang ingin dicapai.

Jika saat ini ingin fokuskan kesehatan sebagai tujuan hidup, tak perlu ragu untuk jadikan itu sebuah tujuan hidup. Memiliki tujuan hidup ingin menambahkan beberapa skill agar mudah mendapat pekerjaan? Lakukan saja!

Tidak perlu khawatir bila tujuan hidup kita sangat beda dengan tujuan hidup kakak/adik/teman kita. Perlu diingat kembali kalau tujuan hidup seseorang timbul dari pengenalan diri seseorang itu sendiri.

Ubah prioritas di hidup kita bila ingin mengubahnya

Semakin bertambahnya usia memberi pengaruh tersendiri bagi prioritas hidup kita. Tidak apa jika prioritas kita di masa remaja dan dewasa muda kita berbeda dengan prioritas di usia dewasa kita. Prioritas itu bisa kita tata dengan memiliki skala prioritas sebagai tolak ukur kita untuk memilah kegiatan berdasarkan tingkat prioritas. Dari sini kita terhindari untuk merasa pusing dan meningkatkan produktifitas kita.

Semoga kita dapat melalui quarter life crisis dengan bijaksana dan bisa memahami serta mencintai diri sendiri lebih lagi.

Kalau pembaca ada cerita tentang menghadapi quarter life crisis, sangat boleh bila ingin berbagi cerita di kolom komentar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun