Logoterapi yang didirikan oleh Viktor Frankl dan dikembangkan oleh para pengikutnya pada awalnya merupakan metode psikoterapi praktis. Pada perkembangan selanjutnya Logoterapi mengembangkan sendiri filsafat manusia, teori kepribadian, teori psikopatologi dan metode pengembangan pribadi menuju kualitas hidup yang bermakna (Logoanalysis).Â
Dalam proses pelayanan psikologis yang dilakukan Logoterapis menerapkan asas-asas logoterapi dalam memberikan bantuan psikologis kepada seseorang (klien) untuk menemukan serta memenuhi makna dan tujuan hidupnya dengan cara lebih menyadari sumber-sumber makna hidup, mengaktualisasikan potensi diri, meningkatkan keakraban hubungan interpersonal, berpikir dan bertindak positif, menunjukkan prestasi dan kualitas kerja optimal, mendalami nilai-nilai kehidupan, mengambil sikap tepat atas musibah yang dialami, serta memantapkan ibadah kepada Tuhan.Â
Logoterapi mengembangkan beberapa metode dan teknik terapi untuk mengatasi gangguan gangguan neurosis. Metode Medical Ministry digunakan untuk mengatasi gangguan-gangguan perasaan yang berkaitan dengan hendaya ragawi (neurosisi somatogenik).Â
Teknik Paradoxical Intention dan Defreflection digunakan untuk mengatasi neurosis psikogenik, seperti fobia, kecemasan/ansietas dan Obsessive Compulsive Disorder. Pada Paradoxical Intention klien diminta untuk tidak lagi menghindari atau melawan gejalanya, tapi justru berusaha sekuatnya untuk memunculkan gejalanya atau mengharapkan gejalanya benar terjadi, lalu menghadapinya.Â
Upaya klien ini perlu disertai rasa humor terhadap kondisi dirinya agar klien melihat gejala dan menghadapinya sebagai hal ringan dan lucu, bukan sebagai hal yang berat dan mencekam.Â
Pada teknik Dereflection, klien diminta untuk berupaya mengabaikan sama sekali keinginannya untuk mengalami hal yang menyenangkan dan berusaha mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih penting. Metode Existential Analysis digunakan untuk menangani gangguan neurosis yang disebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk hidup bermakna.
Logoterapi menggunakan konseling untuk membantu klien mengembangkan kualitas hidup bermakna. Hidup yang bermakna (meaningful life) merupakan dasar untuk produktifitas kerja, tujuan hidup yang jelas. Relasi interpersonal yang akrab, kemantapan kepribadian serta gerbang menuju ke arah ketentraman dan kebahagiaan (kesejahteraan hidup).Â
Dalam konseling logoterapi sejak awal konselor mengarahkan klien untuk menghadapi masalahnya sebagai kenyataan. Pada tahap diskusi, Â konselor dan klien bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi klien. Tujuannya agar klien dapat menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.Â
Pada tahap evaluasi dan penyimpulan konselor mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya yaitu perubahan sikap dan perilaku klien. Konseling dalam logoterapi mencakup tahap tahap modifikasi sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna dan pengurangan simptom.Â
Pengembangan pribadi adalah upaya terencana untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan guna meraih kehidupan yang lebih baik dalam mewujudkan citra diri yang diidamkan. Proses pengembangan pribadi hanya dapat dilakukan setelah individu mengenali keunggulan kelemahan dirinya sendiri.
Dalam tataran psikologi, pengenalan diri merupakan upaya untuk memperluas dan memperdalam kesadaran atas berbagai kecenderungan serta kekhususan diri sendiri dan lingkungannya, seperti kemampuan, bakat, sikap, sifat, minat, motivasi, pemikiran, perasaan, penyesuaian diri, dukungan dan hambatan sosial, tujuan yang didambakan dan pola perilaku lainnya., baik yang sudah direalisasikan maupun yang masih merupakan potensi.Â