Hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai kegiatan -- seperti kegiatan bekerja dan berkarya -- agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.
 Sebagai motivasi dasar manusia, hasrat untuk hidup bermakna ini mendambakan diri kita menjadi seseorang pribadi yang berharga dan berarti (being somebody), menjalani kehidupan yang sarat dengan kegiatan kegiatan yang bermakna pula. Kehidupan yang bermakna (the meaningful life) dapat menghasilkan ganjaran (reward) atau hasil samping (by product)  yang didambakan setiap orang, yaitu kebahagiaan.Â
Logoterapi menunjukkan bahwa makna hidup dan sumber-sumbernya terdapat dalam kehidupan itu sendiri. Makna hidup dapat ditemukan dalam keadaan yang menyenangkan dan dalam penderitaan, selama yang mengalaminya mampu melihat hikmahnya.Â
Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memberi kemungkinan, peluang seseorang menemukan makna hidup didalamnya jika nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Ketiga nilai itu adalah nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiential values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).
Nilai kreatif (creative values) ditemukan pada kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab.Â
Melalui karya dan kerja yang dilakukan dengan sepenuh hati, sikap positif dan sukacita individu dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupannya secara bermakna. J.B.Fabry (1980) melalui pendekatan pragmatisnya mengemukakan bahwa pencarian makna hidup dimulai pada level sehari-hari yang sederhana dengan cara merespon situasi moment yang sedang dihadapi atau dialami, dengan menerima tugas sederhana dalam kehidupannya.Â
Nilai penghayatan (experiential values) merupakan keyakinan dan penghayatan akan nilai nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, keagamaan dan cinta kasih. Individu dapat menemukan arti hidup dari ajaran agama yang diyakininya. Dengan mencintai dan merasa dicintai, seorang individu akan merasakan pengalaman hidup yang bermakna dan membahagiakan.Â
Nilai bersikap (attitudinal values) merupakan sikap menerima segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakan lagi dengan ikhlas, penuh ketabahan, kesabaran, dan keberaniaan, setelah melakukan segala upaya secara maksimal.Â
Saat seseorang menghadapi penderitaan karena keadaan sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian pasangan hidup dan orang lain yang dikasihinya dan menjelang ajal, ia tidak mungkin bisa mengubah atau menghindari keadaan itu namun ia bisa mengubah sikap (attitude) dalam menghadapi keadaan itu dan mengembangkan sikap yang tepat.Â
Sikap menerima dengan ikhlas dan tabah tragedi dan hal-hal tragis yang tidak mungkin dielakan lagi dapat mengubah pandangan seorang individu dari yang semula diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan hikmat dari penderitaan yang dialaminya.Â
Aplikasi Logoterapi sebagai Metode Terapi dan Pengembangan Diri