Mohon tunggu...
Gouw Aij Lien
Gouw Aij Lien Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

gouw aij lien

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terapi Ekspresif: Praktik dan Manfaatnya

13 Oktober 2021   12:38 Diperbarui: 13 Oktober 2021   12:45 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Membuat seni, apakah dalam bentuk menggambar dengan pensil secara sederhana atau lukisan atau patung yang lebih elaboratif, merupakan pengalaman alami karena menggunakan indera-indera perabaan, penglihatan, serta pendengaran dan penciuman. 

Terapi seni melibatkan tindakan fisik, kualitas kinestetik dan pengalaman perceptual. Karena modalitasnya melibatkan tubuh, ini menambahkan dimensi lain bagi terapi verbal atau dapat digunakan sebagai bagian dari intervensi verbal, tergantung tujuan treatment.

Ekspresi seni menawarkan produk tangible dan abadi yang memberikan komponen berharga bagi terapi. Seni juga berfungsi sebagai objek transisional berupa rekaman kongkrit terapi serta peringatan relasi klien -- terapis diantara sesi pertemuan. Gambar atau lukisan dapat dilihat, ditunjukkan dan dibicarakan pada sesi yang berlangsung atau sesi berikutnya. 

Bagi beberapa individu, memandangi sebuah gambar dengan terapis bisa lebih mudah daripada saling memandang, melakukan kontak mata. Membicarakan suatu gambar dan maknanya mungkin lebih mudah daripada berbicara langsung pada terapis mengenai isu sensitive atau kompleks.

Ekspresi  seni  juga membantu melepaskan emosi. Dalam istilah psikologi, ini dikenal sebagai katarsis,

Terapi Ekspresif menggunakan media, gambar seni dan proses kreatif, dan menghormati respon klien terhadap produk produk yang diciptakan sebagai refleksi dari perkembangan, kemampuan, kepribadian, minat (interests), dan konflik. 

Ini merupakan suatu alat terapeutik bagi rekonsiliasi konflik konflik emosional, mengembangkan kesadaran diri (self awareness), mengembangkan ketrampilan sosial, mengelola perilaku, menyelesaikan masalah, mengurangi kecemasan, membantu orientasi realitas dan meningkatkan harga diri /self-esteem. (American Art Therapy Association, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Malchiodi, C A (2005), Expressive Therapies, New York, The Guilford Press.

Richardson, Carmen (2016). Expressive arts therapy for traumatized children and adolescents : a four-phase model -  1st  Edition, New York, Routledge

Bandung, 13 Oktober 2021

Gouw Ay Lien

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun