Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Joko Widodo, The King Maker Seng Ada Lawan

30 April 2023   08:35 Diperbarui: 30 April 2023   08:37 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sebutan dan predikat seperti itu bersifat esoterik artinya berlaku hanya dalam lingkup lokal di PDI-P, tetapi justru hal itulah yang semakin menguatkan empati publik terhadap sosok Jokowi, dan hal itu  dapat menjadi  semacam  Injeksi Moril yang  membuat posisi Jokowi  semakin kuat di mata dan hati masyarakat Indonesia.

Dan sebutan seperti itu pun sangat melekat di benak publik, yang kadang mengusik nurani masyarakat sebagai Bangsa Indonesia, ketika Jokowi hadir sebagai Presiden di Acara Partai Politiknya, kemudian dipandang kehadirannya sebagai "Petugas Partai", dan Jokowi pun tidak pernah keberatan, melalui  gesture politik atas sebutan kepada dirinya seperti itu, karena Jokowi sangat menghormati  Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P, dan itulah "Kekuatan Jokowi" yang justru terletak pada "Kelemahannya".

Apalagi, dalam jejak digital masyarakat,  masih melekat di memori publik, ketika Jokowi datang "menghadap" Megawati Soekarnoputri,  dan duduk berhadapan di depan meja  pada  sebuah kursi tanpa "sandaran lengan".
Momentum seperti itu, memang telah menuai banyak respons yang beragam, tetapi Jokowi adalah sosok Presiden Republik Indonesia yang sabar dan rendah hati.

Kesabaran dan kerendahan hatinya itulah yang membuat Jokowi tetap dicintai hampir seluruh rakyat Indonesia, dan dikagumi oleh banyak Masyarakat dan banyak Tokoh di Dunia.

Oleh karena itu, meskipun dalam pandangan publik, Jokowi selalu diperlakukan secara tidak "semestinya" oleh sebagian pihak, dan Jokowi  tampak seolah lemah tak berdaya, tetapi justru di situlah Kekuatan Jokowi yang paling otentik serta  elegan, dan tidak bisa dilawan oleh siapa pun.

Jokowi, The King Maker Seng Ada Lawan

Frasa dan Citarasa Bahasa Seng Ada Lawan, merupakan ungkapan Bahasa Ambon, yang kurang lebih artinya : sangat kuat dan tidak ada lawan.

Ungkapan ini mau menegaskan bahwa, meskipun Jokowi bukanlah seorang  Ketua Partai Politik di Negeri ini, tetapi dalam konteks Dinamika Politik di Indonesia,  Jokowi merupakan Faktor Determinan dan Penentu Arah dan Tujuan Politik di Indonesia hari ini dan ke masa  depan.

Dalam fenomena Politik mutakhir di Tanah Air,  Jokowi memiliki kekuatan Politik yang Full Power, dan saat ini menjadi Magnet Politik yang sangat kuat dan  berpengaruh terhadap dinamika dan konstelasi Politik di Indonesia.

Betapa tidak, dalam realitas politik masa kini, siapa pun Ketua Umum Partai Politik atau pun  Tokoh dan Aktor Politik yang hendak mengambil Keputusan Politik, selalu perlu mendapat green light dari Jokowi, walau tidak pernah diminta oleh Jokowi,  pada hal Jokowi hanyalah "Petugas Partai", bukan pula  Ketua Umum dari satu Partai Politik yang amat berpengaruh di Indonesia. Jokowi hanyalah seorang Presiden yang sedang berada di ujung senja masa Jabatan Periode Ke-dua dalam hitungan beberapa bulan ke depan.

Walaupun  demikian, arah angin politik di Negeri ini akan sangat ditentukan oleh kemana arah Jokowi Mengibaskan Tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun