Meskipun demikian, semua jejak langkah dalam membangun Indonesia dari Wilayah Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai ke Pulau Rote itu, tidak selalu diapresiasi dengan baik dan layak oleh sebagian rakyatnya sendiri.
 Bahkan, bagi sebagain pihak di Negeri ini, justru memandang Jokowi  dengan sebelah mata, tanpa kepastian dan harapan akan realitas hari ini, serta  gambaran perkiraan ke masa depan.
Di samping itu, Jokowi kerap kali memberikan perhatian kepada rakyat di wilayah provinsi tertentu yang ketika Pilpres selama dua periode tidak pernah memilihnya sebagai Presiden.
Perhatian dimaksud antara lain,  dengan membangun infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat di daerah yang kerap kali menolaknya sebagai Presiden pilihan Rakyat Indonesia pada umumnya.  Akan tetapi, masyarakat yang bersangkutan beserta sebagian pengamat politik dan ekonomi selalu menggunakan Kacamata  "Air Susu dibalas dengan Air Tuba" ketika melihat kenyataan perubahan positip di depan mata.
Demikian juga, selama hampir usai kepemimpinannya dalam  Dua Periode sebagai Presiden,  masih saja ada sebagian pihak di Negeri ini yang tetap konsisten memfitnah dan menghinanya, dengan argumentasi yang amat sumir, dengan  mengarah kepada Ad Hominem (sesat pikir) melalui  beragam bungkus alasan dengan berlindung di balik argumentasi sebagai kritik  yang membangun.
Betapa pun  serangan yang dilakukan oleh sebagian pihak kepada dirinya dengan muatan sentimen politik dalam seluruh  masa Kepresidenannya, tetapi Jokowi tetap saja bersikap  tenang,  dan tidak pernah membalas, sehingga sebagian pihak memandangnya seolah sebagai  Presiden "yang lemah dan tak berdaya".
Kekuatan Jokowi, Â Terletak pada "Kelemahannya"
Dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, tampaknya belum ada Presiden Indonesia yang dipandang rendah oleh segelintir rakyatnya dengan mengabaikan tatakrama, etika dan sopan santun sebagai Warga Negara yang berakal budi dan berhati nurani.
Banyak peristiwa dan kejadian Sosial Politik yang menempatkan Jokowi sebagai sasaran tembak dengan beragam alasan sebagai Sumber Soal yang menjadi faktor pemicu utama.
 Misalnya saja, ada rancang bangun dan desain demo massa,  dengan memanfaatkan suatu momentum krusial yang sedang menjadi perhatian publik, dengan target  untuk mencoba melengserkan Jokowi, dan hal seperti ini sering terjadi berulang kali.
Namun demikian, semuanya itu tidak pernah tercapai, Â karena Jokowi didukung sepenuhnya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang selalu setia kepada dirinya sebagai Presiden pilihan rakyat.