Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reshuffle dalam Dilema Moral dan Politik

12 Juli 2020   12:32 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara moral, Presiden sudah  tentu akan mengedepankan kepentingan  masyarakat dan rakyat Indonesia, sembari  mempertimbangkan perhitungan politik dalam konstelasi situasi politik hari ini, dengan sudut pandang future out look di tahun 2024, dan itu adalah hal yang biasa dalam dunia politik kontemporer.

Meskipun demikian, dalam bingkai dan situasi politik masa kini, tampaknya Presiden Joko Widodo tidak punya beban politik masa lalu, maupun obsesi politik ke masa depan dalam kontes domestifikasi politik di Tanah Air. Oleh  karena itu, ketika Presiden melakukan Resuffle Kabinet, maka secara Moral dan Politik, Presiden Jokowi  tidak akan disandera secara politik oleh Partai Politik Pendukungnnya maupun oleh Variabel Intervensi  di luar Partai Politik.

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka tampaknya sudah mulai muncul berbagai spekulasi di masyarakat mengenai isu reshuffle atau perombakan menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.

Hal dimaksud mulai mencuat  usai Presiden Joko Widodo mengancam akan mereshuffle menteri dalam Sidang Kabinet beberapa waktu lalu.

Sebagai misal, nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi nama yang kerap disebut untuk reshuffle mengingat banyak kritik dari masyarakat terkait penanganan pandemi covid-19.

Demikian juga,  nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly juga disebut-sebut pantas diganti.

Kemudian, sebagaimana diketahui pula bahwa, Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menyebut nama Yasonna Laoly berada di urutan teratas dengan 64,1 persen dari total responden. Selanjutnya ada nama Terawan Agus Putranto sebesar 52,4 persen.

Hal senada, juga dikemuakan oleh Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman yang menilai bahwa, Terawan memang menjadi menteri yang berpeluang reshuffle jika diukur dari kinerja penanganan Covid-19. Dijelaskan juga bahwa,  dengan  berkaca dari sikap Terawan di awal pandemi yang terkesan meremehkan, menurut Ikrama, membuat masyarakat menjadi kehilangan simpatik.  

Lebih lanjut  dijelaskan bahwa, terkait dengan nama Yasonna, Ikrama menuturkan, keinginan masyarakat itu tak lepas dari kebijakan politikus PDIP itu yang membebaskan narapidana dengan alasan pandemi.

Dikatakan demikian, karena pada beberapa waktu lalu, Yasonna diketahui mengeluarkan kebijakan membebaskan napi karena pandemi Covid-19. Kebijakan itu lalu. dinilai dalam  tafiran publik bahwa, Yosana mendukung upaya pembebasan para napi koruptor.

Meski demikian, Ikrama memprediksi keinginan masyarakat itu merupakan akumulasi dari berbagai kebijakan dan sikap Yasonna dalam menangani persoalan hukum. Mulai dari revisi UU KPK hingga kegagalan memproses hukum tersangka kasus korupsi Harun Masiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun