Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Imam Muslim Bertamu di Rumah Pastor Katolik

19 Maret 2017   21:51 Diperbarui: 20 Maret 2017   18:01 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Abdessamad dan Pastor Roasio di ruang kerja pastor, FOTO: avvenire.it

Uskup Francesco Ravinale juga merasakan relasi yang hidup dan mendalam dengan Imam Abdessamad. Baginya, relasi ini adalah model yang baik bagi umat Katolik dan Muslim. Relasi ini akan membuat kedua komunitas beragama memperdalam iman mereka. Itulah sebabnya, Uskup Ravinale tetap yakin, meski mereka bertemu, kedua komunitas umat beragama tidak mencampuradukkan iman mereka. Pertemuan ini—sambung Ravinale—justru membuat seorang beriman makin beriman dalam komunitas agama yang dianutnya.

Imam Abdessamad berbincang-bincang dengan Bapa Uskup Ravinale di beranda Gereja Katedral Asti, FOTO: ansa.it
Imam Abdessamad berbincang-bincang dengan Bapa Uskup Ravinale di beranda Gereja Katedral Asti, FOTO: ansa.it
Ada beberapa kesempatan yang membuat relasi Ravinale dengan Abdessamad makin kuat. Pertama adalah saat Abdessamad mengundang bapa uskup untuk hadir dalam setiap pembukaan acara keagamaan mereka misalnya awal Ramadhan. Kedua saat Abdessamad hadir dalam Perayaan Misa Solennità dell’Assunzione (Pesta Kenaikan Bunda Maria) di Gereja Katedral Asti. Saat itu, Abdessamad membacakan Injil Lukas di hadapan umat Katolik yang hadir pada saat itu. Ketiga, saat mereka bertemu—bersama anggota kedua komunitas—pada Perayaan Hari Orang Sakit Sedunia. Saat itu, mereka ikut dalam seminar bertajuk Budaya dan Orang Sakit: Saat Suasana Sakit Mempertemukan Orang-orang yang Berbeda.

Relasi ini kiranya bukan saja dalam tetapi juga suci. Pertemuan itu adalah semangat hidup yang indah. Dalam Perayaan Ekaristi Gereja Katolik, yang berhak membaca Injil adalah Pastor atau Uskup atau juga Diakon. Umat lain boleh membaca tetapi tidak dalam Ekaristi, kecuali kalau diberikan izin terlebih dahulu dari Pastor sebagai Pemimpin Perayaan.

Dalam relasi Pastor dan Imam Muslim ini, teks Injil itu menjadi makin suci. Boleh jadi, ada umat Katolik yang mencibir, bacaan Injil kok dibacakan oleh Imam Muslim. Atau sebaliknya, orang Islam berpikir, Imam Muslim kok membaca Kitab Sucinya orang kafir. Cibiran dan pikiran negatif ini memang ada. Biarlah mereka berpikir demikian. Sebab, mereka sebenarnya tidak mampu melihat keindahan dalam relasi ini.

Dalam peristiwa ini, kita justru diajak untuk masuk dalam keindahan yang lebih dalam. Bahwa relasi hidup antara pemeluk agama tidaklah dikekang oleh aturan ketat suatu agama atau juga oleh kata-kata provokasi dari para pemimpin agama yang tidak becus. Peristiwa Imam Abdessamad membaca Injil dalam Perayaan Misa di Gereja Katolik membuktikkan bahwa kita memang bersaudara meski agama kita berbeda. Teks suci justru mempersatukan dan bukan menciptakan suasana permusuhan.

Teladan Imam Abdessamad mengajak para Pemimpin Agama untuk selalu mawas diri, baik dalam kata-kata maupun dalam tindakan. Pemimpin agama seperti Abdessamad kiranya adalah model pemimpin agama yang dibutuhkan saat ini—termasuk di Indonesia-Jakarta—di mana sebagian Pemimpin Agama justru menampilkan sikap kurang bijaksana terhadap umat agamanya dan terhadap umat agama lain.

Dengan pertemuan yang menyatukan para pemeluk agama berbeda ini, masihkah kita berpikir bahwa agamaku saja yang benar ataukah berpendapat bahwa perbedaan agama tidak bisa menyatukan kita yang berbeda?

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 19/3/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun