Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berburu Cinta Eros di Galleria Nazionale di Parma

23 November 2016   05:41 Diperbarui: 24 November 2016   04:27 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga Farnese adalah Keluarga bangsawan di Parma. Dari keluarga ini lahir Paus Paulus III (bertugas pada 13 Oktober 1534 sampai 10 November 1549). Nama aslinya adalah Alessandro Farnese. Paus ini juga mengangkat keponakannya menjadi Kardinal yakni Alessandro Farnese il Giovane (Alessandro Junior).

Tokoh sentral dari keluarga ini yang menjadi pioner pendirian Galleri Nazionale di ParmaI ini adalah Ratu Elisabetta Farnese (Parma 25 Oktober 1692-Aranjuez 11 Juli 1766). Ia adalah Ratu dari Raja Filippo V di Spanyol sehingga Elisabetta mempunyai nama Spanyol yaitu Isabel de Farnesio.

Sedang tunjuk apa yah??? FOTO: dokpri
Sedang tunjuk apa yah??? FOTO: dokpri
Ratu Elisabetta yang memerintahkan putranya Filippo di Borbone untuk mengumpulkan beberapa koleksi lukisan di rumah Kerajaan. Ia pun menyimpan lukisan ini di beberapa rumah penampungan di kota Parma. Yang dikumpulkan ini memang hanya sedikit. Sebagian besar karya lukisan ini dibawa ke kota Napoli (Italia Utara) saat keluarga ini melalui Carlo di Borbone pindah ke Napoli.

Ratu Elisabetta boleh jadi punya kecintaan kepada Bunda Maria sehingga ia melarang keluarga Kerajaan untuk membawa serta lukisan Bunda Maria (Madonna) dari san Girolamo dari Pelukis dari kota Reggio Emilia, Correggio. Lukisan bernama La Madonna di San Girolamo ini disimpan baik-baik oleh Putra Filippo atas perintah Ratu Elisabetta.

Filippo yang makin cinta seni ini pun berusaha mengembangkan koleksi seni di Kerajaan Parma-Piacenza. Dia mendirikan Akademi Seni (Accademia di belle arti) pada tahun 1752. Melalui lembaga ini, dia juga memberikan banyak beasiswa bagi mahasiswa yang mau berlajar seni. Koleksi seni bergaya Greco-romanapun berkembang.

Kelihatan keren juga dari samping, FOTO: Dokpri
Kelihatan keren juga dari samping, FOTO: Dokpri
Bentuk Galleri Nazionale di Parma pun mulai menjadi nyata saat semua karya lukis dipulangkan kembali dari kota Napoli dan Caserta pada tahun 1760. Saat itu nama Galleria pun mulai resmi disandang. Sebelumnya hanya berupa koleksi karya seni saja.

Status yang berubah dari sekadar koleksi menjadi galleri ini rupanya tidak aman dari amukan pecinta karya seni. Bobot seni yang tinggi ini memang menjadi rebutan banyak penguasa. Pada tahun 1787 Putra Raja, Fernando berusaha untuk menambah koleksi galleri dengan membeli beberapa lukisan bergaya gotico-toscani di salah satu keluarga bangsawan. Koleksi ini menjadi rebutan para penguasa dari Prancis pada 1803-1814. Saat itu, Parma dikuasai oleh penguasa Prancis. Koleksi berbobot tinggi di Galleri Nazionale di Parma pun dipindahkan ke kota Paris, Prancis.

Salah satu ruang koleksi di jalur masuk, FOTO: Dokpri
Salah satu ruang koleksi di jalur masuk, FOTO: Dokpri
Keuntungan rupanya masih berpihak pada keluarga Raja di Parma sehingga dua tahun kemudian (1816), koleksi lukisan itu pun dikembalikan ke Parma. Sejak saat itu, Maria Luigia, Ratu di Parma mulai menata kembali koleksi galleri ini. Tahun 1825, Pelukis Correggio bekerja di Parma dan melukis di banyak tempat di kota Parma terutama di rumah Kerajaan kota Parma. Dari lukisan ini, ditambah dengan pembelian koleksi lainnya oleh Maria Luigia, koleksi Galleri Nazionale di Parma pun bertambah banyak.

Saat ini, koleksi di Galleri Nazionale di Parma dikelompokkan menurut tahun pembuatannya. Ada 4 koleksi panjang yakni dari abad XII-XIV, abad XV-XVII, abad XVIII-XIX dan abad XX. Selain koleksi panjang, ada juga 7 karya besar (Opere Maggiori) yakni Il Trecento(300-an), Il Quattrosento(400-an), Il Cinquecento(500-an), Il Seicento(600-an), Il Settecento(700-an), L’Ottocento(800-an),dan Il Novecento (900-an).

Nama-nama para Pelukis besar dan kecil di Italia pun terpajang di setiap lukisan Galleri Nazionale di Parma ini. Sebut beberapa misalnya Paolo Veneziano, Leonardo da Vinci, Giulio Romano, Parmigianino, Correggio, dan sebagainya.

Patung Ratu Maria Luigia, FOTO: Dokpri
Patung Ratu Maria Luigia, FOTO: Dokpri
Rasa-rasanya benda klasik ini membantu pengunjung mempelajari sejarah seni bangsa Italia. Memang, pengunjung galleri ini pertama adalah warga Italia. Selanjutnya datang juga warga turis dari banyak negara lainnya. Jika Anda sempat mampir ke Italia, sempatkan diri kunjung ke Museum. Boleh jadi kita tidak terbiasa melihat koleksi benda kuno. Boleh jadi bosan dan tidak ada gunannya. Tetapi, lepaskan dulu prasangka itu. Benda klasik itu justru menggambarkan perjalanan sebuah bangsa, perjalanan kita juga.

Saat ini Galleri Nazionale di Parma buka pada hari Selasa sampai Sabtu dari pukul 08.30-19.00. Hari Minggu dan hari libur pada pukul 08.30-14.00. Hari Senin libur. Untuk tiketnya bervariasi. Dari Selasa 27 September yang lalu sampai Minggu 8 Januari nanti sebesar 12 euro dan hanya 6 euro pada sore hari. Tiket ini berlaku untuk semua pusat seni di dalam kompleks galleri ini. Dari tanggal 9 Januari nanti harga tiket turun menjadi 10 euro untuk seharian dan 5 euro pada sore hari. Gratis untuk anak-anak di bawah 18 tahun.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 22/11/2016

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun