Guru saya menengok ke arah saya saat kami lewat di depan stand orang Cina. Entah karena kami sama-sama Asia. Atau mungkin untuk menghangatkan suasana saja. Sebab, saat lewat di depan orang India, dia juga menengok ke arah teman saya dari Brasil. Entah ada kesamaan warna kulit. Cuaca dingin membuat kami cepat-cepat melangkah ke dalam Gereja.
Dari gereja ini, kami mampir di bar sambil menunggu gerimis reda. Guru kami sengaja bertanya pada kami tentang jenis minuman yang paling disukai. Ini sebenarnya bukan tujuan pertanyaan. Tujuaannya adalah mengasah kemampuan kami dalam menjawab dalam bahasa Italia. Jadi, perjalanan ini memang bukan sekadar jalan-jalan tetapi juga menjadi kesempatan untuk belajar. Termasuk belajar bahasa dan budaya dan sejarah bangsa Italia.
Setelah minum kopi hangat plus beberapa makanan hangat lainnya, kami bergegas ke palazzo T. Salah satu palazzo terkenal di Mantova. Sayangnya, kami tidak bisa masuk. Hujan terus mendera. Kami pun berhenti di pendopo setelah berlari dari halaman palazzo T yang luas itu. Dinamakan T karena bentuknya seperti huruf T.
Petualangan kami pun sampai di pendopo ini. Kami balik ke Parma. Dalam tempo 1,5 jam, kami tiba kembali di Parma. Terima kasih ya, grazie mille, Maestra.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 15/7/2016
Gordi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H