O..matahari pagi yang gemilang,
aku memandangmu melenggak lenggokkan cuaca,
selincah leher leher berkalung mimpi,
mementaskan adegan cakrawala berkalung senja
dan ambisi,
O...aku terkesima,
lantaran rantai mimpimu menjerat matahari yang telanjang,
sampai angin kemarau enggan pulang.
***
Gorontalo, 13 Okt 2018
Rasull abidin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!