Guguran peluh buruh-nelayan
menggenang menuju lautan lalu
menjelma buih,
dan diombang-ambing arus jaman,
lantaran luas samudera,
tak bisa merubah keadaan
Buruh-nelayan termangu,
dalam los-los pelelangan ikan
menanti asa,
yang ditambatkan pada suar.
dan bila senja meresah,
muramlah camar camar disampingnya
duh...perahu perahu datang tanpa suara,
nyalang matahari melebur pekat hari
kaki kakinya lunglai berjalan
tanda hari kian merentang,
dalam titian pergulatan
tangannya bimbang mencari pegangan,
dan bila lepas,
mereka telentang dalam pembangunan
duh...peradaban buruh-nelayan,digerus
bagai penyu kehilangan pesisir,
terlantar dari sekian peradaban
Kutatap awan, lingsir senja
menyinari lautan
Buih yang diombang ambing arus lautan,
menjadi isyarat pedoman haluan kapal
disinari kilau cahaya kesumba,
bila mereka ajukan pertanyaan, yang mulia..
jangan kau kesampingkan.
Gorontalo, 27 agustus 2018
Rasull abidin