Ranah politik modern dunia sulit membedakan; koruptor dengan tuyul. Keduanya siluman serupa tapi beda kedudukan fisiknya. Tuyul makhluk siluman jejadian sesat pengikut iblis. Koruptor, jenis makhluk sesat pikir, berani membohongi Ilahi; mencuri hak publik. Pura-pura kesurupan edan-edanan, hiks.
.
"Memburu seekor tuyul. Negeri berangin-angin pelari lemot."
"Rentan. Tak kuat kejar-kejaran. Hiks!" Bidak bergerak lurus.
"Kriminal korupsi. Bentuk dari neoberhala. Ups!"
"Yes so... Kisah sepanjang zaman. Ups!"
"Serupa bentuk bioteror."
"Bisa jadi. Tergantung ungkapan."
"Semacam film berseri."
"Long story. No ending."
"Hihihi..." Serentak cekikikan saling berbisik.
"Hahaha..." Ngakak bareng. Remis lagi.
Kitab suci semesta memperingatkan.; Dilarang mencuri dalam bentuk apapun dengan alasan apapun. Kriminal koruptor triliun geblek edan-edanan. Molos lewat lubang kunci; sadar plus konsekuen. Berkedudukan tetap sebagai pelaku tindak pidana kriminal korupsi. Mencuri hak publik setara bramacorah.
"Ehem!"
"Sssst..." Keduanya stop motion. Editing selesai.
***
Jakarta Kompasiana, Agustus 08, 2024
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H