Menurut penelitian oleh Kumowal dan Tuerah (2022) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dengan tipe demokrasi selama proses pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran dengan baik. Umpan balik dari siswa langsung kepada guru akan membuat suasana belajar menjadi lebih santai, dinamis, dan bersahaja. Siswa akan menemukan belajar lebih menarik dan lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran mereka di kelas yang menarik dan bersahaja.
Berdasarkan Muhammad (2017) menyimpulkan bahwa Guru harus mengamati gaya kepemimpinan model di kelas. Ciri-ciri kepemimpinan guru di kelas berbeda-beda tergantung model atau jenisnya. Tergantung jenis guru yang bersangkutan. Seorang guru juga harus mampu mengatur berbagai aspek kepemimpinan yang membantu dalam prosespembelajaran.karena kepemimpinan guru kelas terkait dengan tujuan pembelajaran yang dimaksud. Ada kemungkinan murid tidak akan mengikuti
Â
instruksi dari guru jika guru menunjukkan keegoisannya selama proses pengajaran.
Seorang guru yang baik adalah orang yang dapat menilai lingkungan dan keadaan di mana mereka bekerja. Guru harus mampu menyesuaikan pada tataran pribadi, yang berarti bertindak sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena keadaan dan situasi siswa terus berubah, guru harus memahami kapan harus otoriter dan kapan harus demokratis untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif (Widiansyah, Hardiansyah dan Naim, 2022).
Berdasarkan Wardhani (2018) menyatakan bahwa seorang pemimpin pembelajaran yang baik harus bersikap demokratis agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar karena guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan kreativitasnya ketika dibutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan otokratis juga dapat digunakan ketika siswa tidak lagi dapat diajak bermusyawarah atau apatis, maka digunakanlah jenis gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan sehingga apa yang dilakukan oleh guru benar-benar mampu. Karena seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi kelompok, maka harus selalu ada hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin; jika hubungan itu
Â
hanya berjalan satu arah, pemimpin tidak akan mampu menjalankan kewajibannya sebagai pemimpin yang kompeten.
Kepemimpinan adalah kapasitas untuk membujuk seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan penelitian oleh Yanti (2019) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan di Sekolah Dasar di dalam kelas, guru banyak menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, kedua yaitu gaya kepemimpinan kendali bebas atau Laizzes Faire dan yang terakhir adalah gaya kepemimpinan otoriter. Hal ini menunjukkan bahwa guru dapat bekerja sama dengan siswa selama proses pembelajaran agar mencapai tujuannya serta siswa menjadi aktif dan tidak bosan dalam kelas.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gaya