Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dunia di Balik Cermin

27 September 2024   01:41 Diperbarui: 27 September 2024   01:53 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amara merasa dadanya semakin sesak. Ia tidak pernah menganggap dirinya sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk menyelamatkan dunia, apalagi dunia yang begitu asing baginya. Tapi ketika ia melihat ke dalam mata Ratu Seraphina, ia merasakan dorongan yang kuat untuk mencoba.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Amara, suaranya bergetar oleh campuran ketakutan dan keberanian.

Ratu Seraphina berdiri dari takhtanya dan berjalan mendekati Amara. "Bayangan yang gelap itu sangat kuat, tetapi mereka berasal dari dalam diri kita itu sendiri. Untuk melawannya, kau harus menghadapinya dengan hati yang penuh keberanian dan tanpa rasa takut. Ini bukan hanya tentang melawan musuh di luar sana, tetapi juga mengalahkan bayangan gelap di dalam dirimu sendiri."

Kata-kata Ratu Seraphina terdengar dalam dan penuh makna. Amara mengangguk, meskipun masih banyak yang tidak ia pahami. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak bisa kembali tanpa mencoba.

Perjalanan untuk melawan bayangan gelap dimulai pada malam itu juga. Amara ditemani oleh Lira, serta dua penjaga istana yang tangguh, Alaric dan Lysandra. Alaric adalah seorang ksatria yang memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa, sementara Lysandra adalah seorang penyihir dengan kekuatan sihir yang sangat kuat. Bersama-sama, mereka meninggalkan istana dan mulai menempuh perjalanan melintasi berbagai wilayah dunia cermin, dari hutan-hutan misterius hingga gurun pasir yang penuh dengan bisikan.

Setiap langkah mereka dipenuhi dengan tantangan. Hutan yang mereka lewati dipenuhi dengan makhluk-makhluk ajaib yang kadang bersahabat, tetapi kadang juga penuh bahaya. Mereka bertemu dengan sekelompok elf yang menjaga hutan, yang memberikan mereka petunjuk tentang keberadaan bayangan gelap yang bergerak di sepanjang tepi dunia cermin. Di gurun pasir, mereka menghadapi badai pasir yang hampir menghancurkan mereka, namun dengan bantuan Lysandra, mereka berhasil menemukan oasis tersembunyi yang menyelamatkan mereka dari kehausan.

Namun, perjalanan mereka tidak hanya tentang bertarung melawan musuh fisik. Amara mulai merasakan bahwa pertempuran yang sesungguhnya ada di dalam dirinya. Setiap kali mereka menghadapi bahaya, bayangan gelap di dalam dirinya semakin kuat, memperlihatkan ketakutan, keraguan, dan rasa tidak percaya diri yang selama ini ia pendam. Bayangan itu muncul dalam mimpi-mimpinya, berbisik padanya bahwa ia tidak cukup kuat untuk menyelesaikan misi ini, bahwa ia tidak akan pernah berhasil.

Tetapi setiap kali bayangan itu muncul, Amara menemukan kekuatan baru dalam dirinya untuk melawannya. Dukungan dari Lira, Alaric, dan Lysandra membuatnya sadar bahwa ia tidak sendirian dalam pertempuran ini. Mereka adalah teman-teman yang setia, yang selalu ada di sampingnya, siap untuk membantunya kapan saja ia merasa ragu.

Suatu malam, ketika mereka berkemah di tepi sebuah danau yang tenang, Amara duduk sendirian di dekat air, menatap bayangannya yang terpantul di permukaan danau. Ia melihat bayangan dirinya yang biasa, tetapi di baliknya ada bayangan lain, bayangan yang lebih gelap dan lebih menakutkan. Bayangan itu tersenyum padanya dengan cara yang dingin dan tidak bersahabat.

"Kenapa kau terus melawan?" bisik bayangan itu. "Kau tahu bahwa kau tidak akan pernah bisa mengalahkan bayangan gelap ini. Ketakutan dan kelemahanmu adalah bagian dari dirimu. Kau tidak bisa menyingkirkannya."

Amara menundukkan kepala, merasa kata-kata bayangan itu menusuk hatinya. Tetapi di dalam dirinya, ia merasakan percikan keberanian yang perlahan tumbuh menjadi api. Ia mengambil cermin kecil yang diberikan Ratu Seraphina sebelum mereka berangkat, dan menatap bayangannya di dalam cermin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun