Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Psikologis Perubahan Iklim, Mengatasi Kecemasan dalam Era Ketidakpastian

1 September 2024   15:52 Diperbarui: 1 September 2024   15:58 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga kesehatan mental memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan menyediakan layanan yang relevan dengan tantangan yang dihadapi dalam konteks perubahan iklim. Melatih psikolog, psikiater, dan konselor tentang dampak psikologis perubahan iklim dan bagaimana membantu klien mengatasi kecemasan iklim. Menyediakan pusat bantuan bagi mereka yang mengalami trauma atau stres pasca-bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim. Menjalankan kampanye kesadaran yang bertujuan untuk mengurangi stigma terkait dengan kecemasan iklim dan mempromosikan dukungan kesehatan mental.

Komunitas lokal dapat berperan dalam mendukung anggota yang menghadapi kecemasan iklim. Dukungan komunitas bisa datang dalam bentuk kelompok dukungan, program edukasi, atau inisiatif lokal yang fokus pada keberlanjutan dan kesehatan mental.

Misalnya, kelompok-kelompok dukungan dapat memberikan ruang bagi individu untuk berbagi kekhawatiran mereka dan belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, komunitas dapat berkolaborasi dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk mengurangi jejak karbon lokal, seperti program daur ulang, inisiatif kebun komunitas, atau proyek energi terbarukan. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga dapat memperkuat ikatan sosial dan memberikan rasa pencapaian yang dapat mengurangi kecemasan.

Harapan dan Tindakan Kolektif Harus Jadi Panduan

Dampak psikologis perubahan iklim adalah isu yang semakin mendesak di era ketidakpastian ini. Kecemasan iklim adalah respons yang wajar terhadap ancaman besar yang kita hadapi, tetapi penting untuk diingat bahwa ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan mengurangi kecemasan ini. Dengan menggabungkan upaya individu, dukungan komunitas, dan kebijakan pemerintah yang berfokus pada kesehatan mental dan lingkungan, kita dapat membangun ketahanan yang lebih kuat dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan ini.

Harapan dan tindakan kolektif harus menjadi panduan kita dalam menghadapi krisis ini. Meskipun perubahan iklim adalah tantangan besar, dengan kerja sama dan komitmen, kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat mewarisi dunia yang lebih sehat dan lebih aman, baik dari segi fisik maupun mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun