Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Revolusi Bangsa Babi

11 April 2024   00:29 Diperbarui: 11 April 2024   00:38 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kisah petualangan dan perjuangan mereka, tergambarlah bahwa kebaikan, keberanian, dan kepedulian adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam menjaga alam dan kehidupan di bumi ini. Mereka telah menunjukkan bahwa meskipun hewan, namun mereka memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Hingga suatu hari, datanglah para peneliti hutan yang terkesan dengan kepedulian dan perjuangan kelompok babi itu dalam menjaga hutan belantara. Para peneliti tersebut berusaha mencari tahu asal usul mereka, setelah bertahun -- tahun melakukan penelitian, ditemukan bahwa spesies tersebut adalah hasil eksperimen yang dilakukan 11.351 tahun yang lalu.

Hal tersebut diketahui dari ditemukannya sebuah fasilitas yang telah hancur di tengah hutan, didalamnya ditemukan bahwa, pada tahun 2247 Masehi, sekelompok saintis melakukan eksperimen, sehingga menghasilkan spesies baru, dengan berkepala babi dan berbadan manusia, dengan tingkat kecerdasan hampir setara dengan manusia.

Namun, beberapa tahun kemudian terjadi perang nuklir antara manusia, yang mengakibatkan kerusakan secara global, sehingga data dan jejak, tentang keberadaan spesies ini hilang. Pada saat terjadi perang tersebut, mereka selamat dan berlari ke hutan, setelah beberapa generasi, mereka bermutasi menjadi lebih cerdas, kuat. Ketika kehidupan manusia mulai pulih, normal, setelah masa peperangan, manusia dan para babi tersebut akhirnya bertemu, manusia terkejut melihat makhluk berbadan manusia berkepala babi, dan terjadilah permusuhan antara manusia dan babi tersebut.

Peneliti itu memutuskan untuk membuat dokumenter tentang kehidupan mereka sebagai contoh inspiratif bagi manusia tentang pentingnya menjaga alam. Dokumenter itu disiarkan di berbagai media dan menjadi viral, menyadarkan banyak orang akan pentingnya pelestarian lingkungan. Banyak yang terinspirasi oleh kisah perjuangan kelompok babi itu dan mulai melakukan tindakan nyata untuk melindungi alam.

Akhirnya, hutan belantara itu menjadi contoh sukses dalam upaya pelestarian alam, dan kelompok babi itu diakui sebagai pahlawan lingkungan. Mereka hidup bahagia dan damai di hutan belantara yang mereka jaga dengan penuh cinta dan kepedulian. Para pemimpin babi itu pun, diundang oleh manusia ke Persatuan Bangsa -- Bangsa, disana para babi berbagi cerita tentang kehidupan mereka, pidato para pemimpin mereka, dan pemikiran mereka, membuat para manusia takjub. Dan sejak itu bangsa babi pun, menjadi bagian dalam kehidupan di planet bumi.

Dari kisah mereka, tergambarlah bahwa setiap individu, tidak peduli sebesar apa pun perannya, memiliki kemampuan untuk membuat perubahan yang positif dalam menjaga kelestarian alam. Kita semua adalah bagian dari alam ini, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga alam ini agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun