Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Revolusi Bangsa Babi

11 April 2024   00:29 Diperbarui: 11 April 2024   00:38 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga suatu hari, kedamaian di hutan belantara itu terusik oleh kedatangan sekelompok babi liar dari hutan sebelah yang dipimpin oleh seorang babi jantan bernama Raja. Raja adalah babi yang sombong dan ingin menguasai seluruh hutan belantara untuk kepentingan pribadinya.

Raja dan kelompoknya mencoba memaksa kelompok Banteng untuk menyerahkan kendali atas hutan tersebut. Namun, Banteng, Kencana, Surya, dan anggota kelompok lainnya menolak dengan tegas. Mereka tidak ingin hidup dalam kekuasaan yang otoriter dan tidak adil seperti yang diusung oleh Raja.

Pertempuran pun tak terelakkan. Banteng, Kencana, dan Surya bersama anggota kelompok lainnya bersiap-siap menghadapi serangan dari kelompok Raja. Meskipun jumlah mereka lebih sedikit, namun semangat dan kebersamaan mereka membuat mereka kuat.

Pertempuran berlangsung sengit. Banteng, yang menjadi sasaran utama serangan dari Raja, bertempur dengan gagah berani meskipun luka-lukanya kembali terbuka. Kencana dan Surya juga tidak tinggal diam, mereka membantu melindungi anggota kelompok lainnya dari serangan musuh.

Dalam keadaan yang kritis, tiba-tiba muncul seekor singa betina yang dikenal sebagai penguasa hutan itu. Singa tersebut melihat pertempuran yang terjadi dan merasa iba. Dengan satu gerakan, singa itu berhasil mengusir kelompok Raja dari hutan belantara tersebut.

Setelah kepergian kelompok Raja, kedamaian kembali menghiasi hutan belantara itu. Banteng, Kencana, Surya, dan anggota kelompok lainnya bersyukur karena berhasil mempertahankan kebebasan dan keadilan di hutan mereka.

Dari peristiwa itu, mereka belajar bahwa keberanian, pengorbanan, dan persatuan adalah kunci untuk menghadapi segala tantangan dalam kehidupan. Mereka juga belajar bahwa kekuasaan yang sejati adalah kekuasaan yang digunakan untuk kebaikan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi semata.

Kehidupan di hutan belantara itu pun berjalan dengan damai setelah kepergian kelompok Raja. Banteng, Kencana, Surya, dan anggota kelompok lainnya menjalani hari-hari mereka dengan penuh kebahagiaan dan kesederhanaan.

Banteng tetap memimpin kelompok dengan bijaksana, sementara Kencana dan Surya selalu siap membantu sesama babi dalam kesulitan. Mereka belajar bahwa kekuatan sejati terletak pada persatuan dan kebaikan hati.

Suatu hari, datanglah seorang burung camar yang terluka parah jatuh di dekat sarang mereka. Tanpa ragu, Banteng, Kencana, dan Surya segera memberikan pertolongan kepada burung camar itu. Mereka merawat luka-luka burung camar tersebut dengan penuh kasih sayang.

Berkat perawatan yang mereka berikan, burung camar itu pulih dan dapat terbang kembali ke habitatnya. Kejadian itu menjadi pelajaran berharga bagi mereka bahwa kebaikan hati selalu membuahkan hasil yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun