Berjalan mengenakan hanbok di halaman depan istana, di kebun atau di antara bangunan-bangunan yang ada di area istana ... rasanya bisa relate dengan film-film tersebut 😀.
Setelah puas berkeliling, saya segera kembali ke toko penyewaan untuk berganti baju. Badan ini sudah basah dengan keringat karena selain udaranya panas, baju tradisional itu juga panas bahannya.
Dari sana kami melanjutkan perjalanan menuju Bukchon village. Nah di sini kami mulai mengalami disorientasi.
Peta yang kami gunakan membawa kami berputar-putar. Saya merasa bahwa pada kunjungan pertama saya, sepertinya mudah sekali mendapatkan Bukchon village ini, tapi saat ini kenapa susah. Ketika itu saya berangkat dari Insadong, namun kali ini dari Gyeongbokgung.
Setelah berjalan cukup jauh dan bertanya di tourist infomation centre dan mendapatkan peta untuk wisatawan, kami akhirnya menemukan tempat yang kami cari.
Rupanya memang berbeda tempat ini dengan tempat yang saya kunjungi dulu. Bukchon village yang dulu saya kunjungi letaknya lebih dekat dengan Insadong.Â
Puas melihat-lihat rumah tradisional Korea, kami pun mencari stasiun kereta yang akan membawa kami ke Itaewon. Lagi-lagi kami sempat tidak tahu arah ketika akan menuju stasiun kereta dari Bukchon village. Tapi kami nekad saja berjalan mengikuti insting kami. Kami  memutuskan untuk makan siang dahulu karena memang sudah lapar.