Mohon tunggu...
Gloria Fransisca
Gloria Fransisca Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer

My name is Gloria Fransisca Katharina Lawi, I was born in Jakarta. Experienced in media service especially as writer, journalist, researcher, public relation, and social media content for almost 10 years in KONTAN and Bisnis Indonesia. Currently, I am doing my new role as Content Caretaker of political platfom, MOSI.ID.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Kartini yang Galau

21 April 2016   01:46 Diperbarui: 21 April 2016   01:58 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yasudah Kak, aku naik Grab saja deh. Jadinya aku malah males jalan juga kalau hujan gerimis mana sendiri. Kakak mau naik apa?"

"Aku naik apa ya Tita? Aku juga bingung. Naik Transjakarta aja kali ya."

"Atau mau bareng sampai di halte Transjakarta?"

"Lebih enak ke naik dari yang LIPI atau Kuningan ya?"

"Kayaknya naik dari Kuningan Kak. Eh, dari LIPI deng. Hahahaha. Duh maaf ya Kak, aku juga lagi lemas belum makan hahaha. Jadi malas jalan dan jadi manja banget," jawabku.

"Hahahaha. Ya tak apa Tita. Tetapi ya kalau modelan kayak kita begini mau mengandalkan siapa? Mau tidak mau harus strong kan? Hahahaha," sambung si Kakak sambil mengangkat ototnya ala ala Wonder Woman.

Aku tertawa miris. Ah, si Kakak ini lucu ternyata. Sebagai informasi, si kakak ini baru saja putus dari pacarnya yang adalah wartawan. Kebetulan lagi, mantan pacarnya adalah rekan sekantor saya. Nah, kebayang dong betapa tidak enak bagi saya harus ungkit masa lalu dia dengan mantannya. Saya hanya sering mendengar cerita-cerita dari bibir senior lain bahwa perjalanan cinta mereka cukup lama.

Ah, belakangan ini beberapa kawan-kawan saya jurnalis perempuan memang putus cinta. Sesuatu hal yang pada awalnya akan sangat memporakporandakan perasaan dan pikiran mereka. Oleh sebab itu, saya pikir, lebih baik saya tak usah ungkit-ungkit mantan pacar si Kakak ini. 

"Iya kan? Kita mau mengandalkan siapa Tita? Tidak ada. Jadi cewek kayak kita [jurnalis] itu harus tangguhlah. Pernah merasa tidak sih kayak capek setengah mati sama dunia, sama pekerjaan, atau sama kekasih dan tiba-tiba saat menulis atau terdiam dalam perjalanan kita menangis? Hahahaha," lanjut si Kakak.

Aku terdiam. Hahahaha. Si Kakak tidak tahu dia baru saja menancapkan panah yang meluruhkan semua persembunyian saya. Lagi-lagi saya hanya mencoba kamuflase dengan berkata, 'iya sih haha'"Aku suka begitu sebenarnya. Lagi di jalan, di dalam Transjakarta sendirian tiba-tiba nangis. Atau sewaktu misalnya kayak kemarin aku berantem sama mantanku (dugh, ini merembet sedikit ke mantannya yang adalah teman kantorku) aku kelihatannya baik-baik saja, tidak meledak, tidak kenapa-kenapa, eh taunya pas lagi mengetik berita air mataku menetes dong Dek! Hahaha ya kan? Kamu juga suka begitu kan?" tanyanya.

Tertohok. Iya Kak. Kamu benar. Saya juga persis begitu. "Iya kak. Bener banget. Hahahahaha."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun