Mohon tunggu...
Glmax_Soul
Glmax_Soul Mohon Tunggu... Insinyur - Peminat Riset Operasi

Suka Kho Ping Ho dan juga Kamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lemonia

12 Februari 2017   21:09 Diperbarui: 1 April 2017   09:03 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Istimewa | palembang.tribunnews.com

Tak juga patut wajahnya dalam cermin. Serong ke samping, tunduk satu buku jari. Tetap saja! Dahinya jadi berkerut. Dua batang pensil sudah diserut habis. Dalam garis sejajar, menyilang, mendatar... tak juga mirip.

..

Dekat tidak bisa dijadikan ukuran untuk sepaham. Tidak dalam meter... ini hanya milimeter. Sedikitpun tak dimasukan dalam pertimbangan. Lah emang faktanya begitu... apa bisa dibilang patut?.

..

Apa harus sekarang cermin yang disalahkan? Ooo... refleksi itu sangat kecil kemungkinannya untuk salah..

..

Terima saja!

..

Digores bagaimana pun... dilukis cara apa pun, tetap akan tampak begitu. Tidak bisa kembali seperti semula... terkecuali.....

..

Apa?

..

Ditanam lagi semua bulu itu?

..

Yaa, cuma itu tekniknya. Helai demi helainya dibenamkan lagi ke dasar pelipis. Baru nanti setelah itu, mungkin bisa disebut alis..

.***.

Lemonia, seorang pria tulen yang kesandung akalnya sendiri. Seharian ini dahinya selalu berkerut..

..

Besok adalah hari penting, dimana dia akan menjadi saksi menguatkan. Bukan dalam persidangan tipikor atau tipiring, ini dalam pertautan hati dua anak manusia. Dua sahabatnya, besok akan melangsungkan pernikahan. Mereka, memohon dengan sangat kepadanya supaya bersedia untuk dijadikan saksi..

..

Sebagai seorang sahabat yang baik... tentunya Lemonia mengabulkan permohonan itu dengan suka cita. Tapi itu kemarin!.

..

Pagi tadi, setelah mengeluarkan jas berwarna biru yang sengaja dipersiapkan untuk membalut dirinya pada acara sakral. Lemonia mengalami kecelakaan ringan yang fatal pada elemen vital..

..

Bulu-bulu yang tumbuh diatas kedua pelipis matanya, habis terbakar. Walaupun hanya mendatangkan perih di kulit wajahnya..

..

Begitulah kalo terlalu mendewakan akal!

..

Sekolah Bangku membuat dia selalu menyertakan pertimbangan akal... maksudnya adalah "Teori Dasar". Semuanya di pukul rata. Hal apapun... dari yang kecil hingga yang besar, semuanya harus memiliki dasar..

..

Kecelakaan yang dialami Lemonia terjadi pada saat dia akan mengisikan gas butane pada korek kesayangannya. Setelah menganalisis terlebih dahulu, akhirnya Lemonia mengambil keputusan untuk sebuah perlakuan..

..

"Supaya lebih efektif, penambahan gas pada korek harus dilakukan berbarengan dengan menekan katup buang korek. Ini dilakukan supaya terjadi sirkulasi didalam tempat penyimpanan. Gas dalam penyimpanan harus tetap berada pada fase cairnya. Sirkulasi dapat mengeleminir vacuum, sehingga ruang penyimpanan dapat digunakan secara maksimal."

..

Lemonia merasa yakin akan hipotesisnya ini. Dalam benaknya saat itu, sebagai operator, dia hanya tinggal menyuntikan tabung gas butane ke lubang pengisian. Dan berbarengan dengan penyuntikan dia harus membuka katup buang. Harus berbarengan!.

Tabung gas butane 120g sudah digenggam dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya sudah memegang korek gasnya dengan posisi mendatar. Ibu jari tangan kirinya, sudah bersiap untuk menekan katup buang. Harus dilakukan bersamaan!.

..

"Psssst!" sebagai test case, Lemonia mencoba untuk menyuntikan gas butane. Senyum mengembang diwajahnya. Hipotesisnya benar! Gas dalam koreknya sedikit terisi. Dalam penyimpanan, sudah terlihat gas dalam fase cair. Masih ada gas yang terbuang di lubang pengisian. Tapi itu bisa diabaikan..

..

"Psssst!" sedikit demi sedikit gas masuk ke dalam korek..

..

"PssHHHH!" gas di lubang pengisian semakin banyak yang terbuang. Lemonia merasa aneh akan hal ini. Masih ada space dalam ruang penyimpanan... sekitar 3 milimeter lagi..

..

"Harusnya masih bisa terisi. Apa karena katup buangnya yah?" gumam Lemonia, sambil menggeser pengatur katup buang untuk semakin diperbesar..

..

Dengan penuh keyakinan, Lemonia kembali menambahkan gas butane ke dalam koreknya..

..

"Psssst...Klek... BUMH !!? ....Klontang!" sebuah ledakan kecil dengan api yang cukup besar, seperti semburan api dalam atraksi sirkus pasar malam mengagetkan Lemonia. Seketika itu juga ruangan dilanda semerbak aroma gosong seperti sate kambing dalam pembakaran..

..

Sambil mengusap-usap wajahnya yang terasa panas, Lemonia hanya bisa terdiam. Trauma!.

..

Kejadiannya begitu singkat, tidak sampai menimbulkan kebakaran yang hebat. Kalau saja api menyambar pada tabung butane 120g... sudah bisa dipastikan... sebuah ledakan yang hebat akan terjadi..

..

Sebagai perencana teknis, Lemonia sudah melakukannya dengan cukup baik. Hanya saja perencanaannya memiliki sedikit kelemahan. Dia tidak mengkaji faktor operator sebagai manusia yang memiliki gerak refleks dan kebiasaan..

..

Jelas sekali faktor pemicunya adalah api. Tanpa sadar --saat akan menekan katup buang, jempol kirinya ikut memutarkan rol pemantiknya. Kebiasaan itu lebih kuat eksistensinya. Lemonia terbiasa menggengam korek dengan terlebih dahulu memutar pemantiknya, baru kemudian setelah itu dia menekan katup buangnya. Kecelakaan ini 100% diakibatkan oleh gerak refleksnya. Dan gerak refleks pula yang menyelamatkan Lemonia.Saat timbul api, secara refleks tabung butane dan korek terpisahkan jauh karena terlemparkan..

..

Masih di depan cermin, Lemonia sedikit menyerongkan kepalanya. Matanya menatap lekat-lekat pada satu garis... dua pelipisnya yang tanpa alis. Diambilnya lagi pensil alis yang panjangnya sudah tinggal 2 buku jari..

..

"Srettt...srettt!" dua garis tipis coba dia goreskan pada pelipis kirinya. Pantang baginya untuk berpatah arang. Semoga saja sekarang goresannya bisa lebih mirip..

..

"Loh kok.... gak mirip yah!" baru dua gores di pelipis, pertimbangan kualiatas kontrolnya sudah mendominasi..

.***.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun