Mohon tunggu...
Githa AnggrainySaputri
Githa AnggrainySaputri Mohon Tunggu... Akuntan - Ruang Temu

fun and positive site that I will share with you. You can reach me on linktr.ee/githanggrainy

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dua Belas Kali Operasi Bedah Saraf Gratis Berkat BPJS

22 Desember 2018   12:11 Diperbarui: 23 Desember 2018   10:15 2569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum operasi berlangsung, perawat biasanya meminta persetujuan pihak keluarga untuk menandatangani persetujuan tindakan. Kami sudah memikirkan soal pembayaran operasi, namun tidak ada pemberitahuan soal sistem pembayaran, ternyata Operasi Bunda pun tercover oleh BPJS. How amazing!

Untuk kesehatan Bunda, apapun yang terbaik yang bisa menyembuhkan Bunda selalu kami setujui.

Gejala Aneurisma yang sudah pecah ini bermacam-macam, bisa seperti Sakit kepala, mual/muntah yang menyemprot, kejang, kehilangan kesadaran, penglihatan menjadi kabur, dan leher menjadi kaku. Hampir semua gejala tersebut pernah di alami oleh Bunda.

Awalnya, aku sama sekali tidak mengerti tentang medis, terlebih dengan manfaat BPJS. Namun, sejak Bunda sakit, aku jadi semakin memahami tentang medis, dari luka kecil seperti membersihkan luka, merawat pasien, penanganan pertama jika terjadi kejang atau muntah, dan aku memahami betapa pentingnya kita mempunyai kartu kecil berlabel BPJS tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Bunda menjalankan 3x operasi di RS Polri, dengan penyebab yang sama yaitu karena aneurisma. Tetapi, bukan karena Bunda 3x mengalami pecah pembuluh darah, melainkan cairan yang keluar cukup deras sehingga membutuhkan tambahan selang VP Shunt. Setelah Bunda sudah diizinkan pulang kerumah secara rutin tiap minggu Bunda Kontrol(rawat jalan) ke beberapa dokter mulai dari dokter saraf, bedah saraf, penyakit dalam, jantung, paru serta tidak lupa untuk melakukan terapi, agar Bunda bisa kembali berjalan seperti sedia kala. Kontrol-pun semua tercover oleh BPJS, jadi kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat.

Sebelum Bunda melakukan Kontrol(Rawat Jalan) ke Rumah Sakit yang kami tuju (RS Polri saat itu) biasanya Papah harus minta rujukan terlebih dahulu ke Puskesmas terdaftar di BPJS, lalu minta rujukan ke RS Tipe B terdekat, saat itu RS Tipe B yang dekat dengan rumahku adalah RS Islam Pondok Kopi, baru lah Bunda bisa Kontrol ke RS Polri(Tipe A). pelayanan yang cepat oleh petugas administrasi dan juga dokter, jika pasien tidak dapat berjalan, dokter pun memaklumi jika pasien tidak ikut datang saat meminta rujukan. Rujukan ini bisa digunakan untuk hingga 6bulan kedepan, jadi tidak perlu daftar rujukan lagi selama 6bulan kedepan, rujukan itu dapat dipakai untuk ke semua poliklinik yang ada di RS Polri, sesuai dengan yang kita butuhkan, untuk Terapi pun juga bisa.

Setelah 3x operasi di RS Polri, dokter saraf diRS Polri menyarankan Bunda untuk kontrol ke RS Pusat Otak Nasional(PON), karena alat disana lebih lengkap, sekalian untuk ngecek apakah ada timbul Aneurisma yang baru, akhirnya Bunda berobat ke RS PON saat dokter Bedah Saraf di RS.PON dokter menahan Bunda untuk pulang, karena seperti ada yang aneh dari hasil operasian sebelumnya, seperti tidak lancar alirannya (selang VP Shunt). akhirnya Bunda dirawat dan langsung mendapatkan jadwal operasi dikeesokan harinya. tentunya pasti menggunakan BPJS, bahkan dokter menyarankan untuk menggunakannya, karena BPJS sangat menolong baik dari segi kesehatan dan perekonomian.

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Setelah melakukan Operasi ke 4, Bunda harus melakukan CT-Angiography, tidak berbeda jauh dengan CT-Scan, yang membedakannya adalah CT-A ini bertujuan untuk mengukur ketebalan pembuluh darah. luar biasa, aku sampai terkaget-kaget saat melihat hasilnya, secanggih itu...
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
dan hasilnya adalah pembuluh darah Bunda ada yang tipis(membalon) jadi harus dilakukan Operasi lagi.

Source: RamblingZone
Source: RamblingZone
Namun kali ini operasi yang dijalani berbeda, bukan pemasangan VP-Shunt, melainkan Aneurysm Clipping yang bertujuan untuk mencegah Pembuluh Darah yang membalon itu pecah,agar tidak terjadi Pecah Pembuluh darah yang kesekian kali. Sebelum keluarga menyetujui proses operasi tersebut, terlebih dahulu dokter memastikan "ini Ibunya pakai BPJS kan? Soalnya kalau tidak pakai BPJS operasi Clipping ini lumayan mahal" dan ya Operasi Clipping ini pun tercover juga oleh BPJS. Selain itu, Bunda juga pernah mengalami infeksi, yang mengeluarkan nanah di jaitan Operasi yang di perut (selang VP Shunt yang mengalir hingga perut), saat di laporkan oleh perawat ke dokter bedah, akhirnya dokter bedah langsung mengambil keputusan untuk operasi(CITO) kembali, karena nanah itu merupakan sebuah virus, karena selang VP Shunt itu dari kepala sampai perut, dokter khawatir jika nanah tersebut naik ke ujung selang bagian kepala, Bunda langsung dapat jadwal malam itu juga, akhirnya selang VP Shunt yang pertama kali dipasang itu dicabut, ternyata nanah tersebut sudah sampai ke kepala dan menempel ke tempurung kepala Bunda yang sebelah kiri, akhirnya dengan berat hati tempurung kepala Bunda yg sebelah kiri depan itu di potong, mencegak timbulnya penyakit lain yang disebabkan oleh nanah tersebut, lalu baru dipasang tempurung kepala lagi itu 3bulan berikutnya.

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Setelah tempurung kepala tersebut dipotong, alhamdulillah keadaan Bunda menjadi semakin membaik, amat sangat membaik, dan 3bulan setelah itu karena kondisi Bunda stabil akhirnya tepat 3bulan Bunda kembali menjalani operasi untuk memasang tempurung kepala, tapi bukan tempurung kepala asli melainkan dari logam(katanya), Operasi yang berjalan cukup lama, tapi alhamdulillah operasi berjalan lancar.

Itu hanya sekian Operasi dari 12x operasi Bunda, operasi yang paling sering dijalankan karena terdapat pendarahan(kembali), dan infeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun