Aneurisma Otak adalah pembuluh darah yang melemah dan terjadilah pembesaran pembuluh darah pada otak. Ketika aliran pembuluh darah menekan dinding-dinding pembuluh darah tersebut, maka pembuluh darah akan menggembung seperti balon. Itulah penyakit yang di idap oleh Ibuku.
Penggembungan pada pembuluh darah tersebut seperti Bom Waktu, kata Dokter yang merawat Bunda karena Aneurisma ini bisa menjadi sangat serius jika penggembungan pada pembuluh darah tersebut pecah, akibatnya dapat merusak otak atau bahkan kematian.
Aneurisma otak ini di sebabkan oleh:
1. Tekanan Darah Tinggi
2. Usia di atas 40tahun
3. Berjenis kelamin perempuan
4. Riwayat keluarga
5. Cedera pada Kepala
6. Konsumsi Narkoba dan Alkohol
Bunda mengidap penyakit Aneurisma ini sejak awal tahun 2017(hampir 2tahun), mungkin sudah lebih, karena baru diketahui ketika Pembuluh darah tersebut sudah pecah yang menyebabkan Bunda menjadi tidak seperti biasanya, Bunda yang biasanya aktif namun jadi lemah, sempat kehilangan kesadaran terlebih di awal-awal Bunda sakit.
Awal Beliau sakit pada Jan 2017, saat itu sedang di Puncak, Jawa Barat bersama teman-temannya, satu jam sebelum Bunda dan teman-temannya kembali ke Jakarta, tiba-tiba kondisi Bunda melemah, sakit kepala katanya, sakit kepala yang luar biasa dan membuat Bunda tak sadarkan diri. Beruntunglah saat itu teman-teman Bunda langsung membawa Bunda ke Rumah Sakit terdekat dan Bunda selalu membawa kartu Askes (BPJS untuk PNS). Tapi sayang, saat itu Bunda dibawa ke RS Paru yang bisa dikatakan alatnya kurang lengkap untuk menangani penyakit tersebut, akhirnya Bunda di rujuk ke RS yang berada di Jakarta.
Sangat susah saat mencari RS yang bersedia di rujuk, karena Bunda harus di rujuk ke Ruang ICU. Sudah tanya hampir semua rumah sakit, tidak ada ICU yang kosong, sekalinya ada harganya tidak sedikit, sekitar 20juta-60jutaan jika tidak menggunakan BPJS. Beruntunglah Bunda terdaftar menjadi anggota BPJS, dan akhirnya RS Polri Kramat Jati bersedia menerima dan merawat Bunda.
BPJS ini sangat menolong perekonomian keluarga kami ketika sakit, mulai dari sakit kecil hingga sakit yang serius seperti Aneurisma ini. Bunda saat itu, dirawat di ruang ICU selama kurang lebih 3hari, 2minggu di Ruang Perawatan biasa, serta di CT-Scan tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun, semua tercover dengan BPJS.
Penanganan yang sangat cepat, proses administrasi yang cepat menggunakan BPJS, Bunda langsung di lakukan tindakan, tindakan pertamanya yaitu adalah CT-Scan kepala, untuk mempermudah Dokter mengetahui penyebab kejangnya tersebut, setelah hasilnya keluar, dokter langsung observasi dan Dokter berkata terdapat banyak cairan di otak (kepala) bagian depan sebelah kiri dan harus di operasi untuk menghilangkan atau mengeluarkan cairan yang telah merendam otak bagian depan sebelah kiri itu.
Dokter berkata otak itu tidak baik jika terendam darah apalagi lebih dari 6jam, karena dapat merusak otak. Memang ku sadari, keadaan Bunda semakin menurun dari mulai dirawat pertama hingga saat sebelum kejang, Bunda lupa ingatan, tidak ingat sama sekali, dari hal kecil seperti Nama, asal dari mana, bahkan dokter bertanya "nih Bu, yang tiap hari disini (nunjuk Papah), ini siapa?" Bunda hanya melihat ke arah Papah dan menggeleng kepala.
Sebelum operasi berlangsung, perawat biasanya meminta persetujuan pihak keluarga untuk menandatangani persetujuan tindakan. Kami sudah memikirkan soal pembayaran operasi, namun tidak ada pemberitahuan soal sistem pembayaran, ternyata Operasi Bunda pun tercover oleh BPJS. How amazing!
Untuk kesehatan Bunda, apapun yang terbaik yang bisa menyembuhkan Bunda selalu kami setujui.
Gejala Aneurisma yang sudah pecah ini bermacam-macam, bisa seperti Sakit kepala, mual/muntah yang menyemprot, kejang, kehilangan kesadaran, penglihatan menjadi kabur, dan leher menjadi kaku. Hampir semua gejala tersebut pernah di alami oleh Bunda.
Awalnya, aku sama sekali tidak mengerti tentang medis, terlebih dengan manfaat BPJS. Namun, sejak Bunda sakit, aku jadi semakin memahami tentang medis, dari luka kecil seperti membersihkan luka, merawat pasien, penanganan pertama jika terjadi kejang atau muntah, dan aku memahami betapa pentingnya kita mempunyai kartu kecil berlabel BPJS tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Bunda menjalankan 3x operasi di RS Polri, dengan penyebab yang sama yaitu karena aneurisma. Tetapi, bukan karena Bunda 3x mengalami pecah pembuluh darah, melainkan cairan yang keluar cukup deras sehingga membutuhkan tambahan selang VP Shunt. Setelah Bunda sudah diizinkan pulang kerumah secara rutin tiap minggu Bunda Kontrol(rawat jalan) ke beberapa dokter mulai dari dokter saraf, bedah saraf, penyakit dalam, jantung, paru serta tidak lupa untuk melakukan terapi, agar Bunda bisa kembali berjalan seperti sedia kala. Kontrol-pun semua tercover oleh BPJS, jadi kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat.
Sebelum Bunda melakukan Kontrol(Rawat Jalan) ke Rumah Sakit yang kami tuju (RS Polri saat itu) biasanya Papah harus minta rujukan terlebih dahulu ke Puskesmas terdaftar di BPJS, lalu minta rujukan ke RS Tipe B terdekat, saat itu RS Tipe B yang dekat dengan rumahku adalah RS Islam Pondok Kopi, baru lah Bunda bisa Kontrol ke RS Polri(Tipe A). pelayanan yang cepat oleh petugas administrasi dan juga dokter, jika pasien tidak dapat berjalan, dokter pun memaklumi jika pasien tidak ikut datang saat meminta rujukan. Rujukan ini bisa digunakan untuk hingga 6bulan kedepan, jadi tidak perlu daftar rujukan lagi selama 6bulan kedepan, rujukan itu dapat dipakai untuk ke semua poliklinik yang ada di RS Polri, sesuai dengan yang kita butuhkan, untuk Terapi pun juga bisa.
Setelah 3x operasi di RS Polri, dokter saraf diRS Polri menyarankan Bunda untuk kontrol ke RS Pusat Otak Nasional(PON), karena alat disana lebih lengkap, sekalian untuk ngecek apakah ada timbul Aneurisma yang baru, akhirnya Bunda berobat ke RS PON saat dokter Bedah Saraf di RS.PON dokter menahan Bunda untuk pulang, karena seperti ada yang aneh dari hasil operasian sebelumnya, seperti tidak lancar alirannya (selang VP Shunt). akhirnya Bunda dirawat dan langsung mendapatkan jadwal operasi dikeesokan harinya. tentunya pasti menggunakan BPJS, bahkan dokter menyarankan untuk menggunakannya, karena BPJS sangat menolong baik dari segi kesehatan dan perekonomian.
Itu hanya sekian Operasi dari 12x operasi Bunda, operasi yang paling sering dijalankan karena terdapat pendarahan(kembali), dan infeksi.
Pelayanan menggunakan BPJS juga sama dengan yang menggunakan sistem Umum. Meskipun Bunda sudah tidak ada ditengah-tengah kami, tapi kami sangat bersyukur karena kami sangat merasakan manfaat dari BPJS ini, karena sangat membantu kami. Tidak tau kami akan menghabiskan uang seberapa banyak jika tidak ada BPJS, selain Operasi, CT-Scan atau CT-A juga kalau tidak menggunakan BPJS mengeluarkan biaya yang cukup mahal, tidak usah jauh-jauh ke CT-Scan untuk biaya perawatanpun kalau tidak menggunakan BPJS sudah pasti mahal, karena Bunda kalau di rawat bisa 1-3bulan berada di rumah sakit. Rawat Jalanpun, Bunda harus kontrol ke banyak poliklinik. Sangat tidak terbayang, karena BPJS bisa membuat kami save more money untuk kepentingan yang lain, seperti beli tabung oksigen besar, dan beli alat medis lain untuk disediakan dirumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H