Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer | SEO Content Writer

I am a learning person who enjoys sharing reviews about phenomena that occur in the universe. Hopefully what is shared will bring blessings to me and be useful for many people.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fenomena Luka Inner Child: Ketika Toxic Parenting Dibalas dengan Oversharing di Sosial Media, Cukup Berhenti di Kamu!

16 Desember 2024   08:13 Diperbarui: 16 Desember 2024   18:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dalam pola asuh, yang sering kali diabaikan.

Menurut berbagai sumber, Gen Z sebagai generasi muda yang mendominasi saat ini, lebih melek soal parenting, mereka cenderung menjadi orang tua yang fleksibel dan menyenangkan.

Informasi yang melimpah dan hadirnya parentsfluencers, rupanya membantu mereka memahami konsep parenting yang ideal itu seperti apa dan bagaimana.

Kini, akses ke ribuan sumber parenting melalui media sosial menjadi semakin luas. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi tempat belajar sekaligus komunitas untuk berbagi pengalaman parenting.

Sayangnya, tidak semua orang tua sadar dan beradaptasi, justru beberapa mungkin masih bersikukuh menerapkan parenting lama tanpa melihat efektivitas dan dampaknya. 

Namun, pengetahuan saja tidak cukup, terkadang kritik terhadap parenting lebih keras bila mana belum terjun langsung bagaimana praktik dan struggle-nya menerapkan pola parenting yang baik. 

Apa yang cocok dan tidak cocok menurut teori parenting modern, hanya akses ilmunya saja yang saat ini dipermudah, namun dalam menerapkannya tentu tidak semudah ketika mengkritik parenting orang lain. 

Memutus Rantai Toxic Parenting

Belakangan ini juga sering kali terdengar, maraknya fenomena waithood (menunda menikah) atau bahkan child free (berencana tidak memiliki anak) yang salah satunya dipicu oleh toxic parenting. 

Adanya luka inner child yang mendalam, membuat seseorang memiliki pandangan yang buruk tentang pernikahan dan memiliki anak. 

Bahkan, pernikahan menjadi sesuatu yang  menyeramkan karena khawatir apa yang dialaminya akan terulang kembali pada keturunannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun