Sebagai bentuk antisipasi sekaligus solusi persoalan ini, sebenarnya pemerintah sudah menerapkan fasilitas pendukung yang didesain khusus untuk trotoar, seperti banyanya tiang dan bola bangunan di beberapa trotoar tertentu.Â
Hal ini dibuat untuk mencegah kendaraan menggunakan trotoar, tetapi entah karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum mengimbangi, terkadang masih ada kendaraan nekat, bahkan playing pictim saat dinasehati.Â
3. Kebersihan Trotoar
Selain masalah ketertiban dan SDM yang rendah, Kondisi lingkungan yang kurang bersih juga jadi menjadi salah satu faktor mengapa masyarakat Indonesia malas jalan kaki.Â
Pada kawasan tertentu, sampah yang berserakan dan bau tidak sedap di banyak area publik bikin pengalaman berjalan kaki jauh dari menyenangkan.Â
Hal tersebut sering kali disebabkan oleh banyaknya para pengendara atau pejalan kaki sendiri yang membuang sampah sembarangan, atau bahkan karena adanya penjual kaki lima yang tidak bertanggung jawab berjualan di trotoar.Â
Seperti halnya diungkapkan dalam laporan survei kebersihan oleh World Bank, yang menyebutkan bahwa 60% area perkotaan di Indonesia menghadapi masalah pengelolaan sampah. Â
4. Faktor Cuaca dan Iklim
Cuaca di Indonesia yang cenderung ekstrem, baik panas terik maupun hujan deras, juga jadi alasan lain. Studi yang sama dari Stanford mencatat bahwa faktor iklim memang memengaruhi perilaku jalan kaki.
Terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia. Saat panas, orang lebih memilih berada di ruangan ber-AC, sementara hujan membuat mereka menghindari aktivitas di luar ruangan. Â
5. Budaya Praktis dan Gaya Hidup Instan Â