Pernahkah kamu tiba-tiba merasa tertarik pada seseorang yang tidak dikenal, entah itu seseorang yang lewat di jalan, seorang pria random di kafe, atau seorang perempuan anggun di kereta? Sekilas, pandangan itu terasa begitu berkesan, ada sensasi manis yang singkat di dalam otak.Â
Namun, begitu kamu melanjutkan hari, perasaan itu memudar secepat datangnya. Inilah yang disebut fleeting crush atau naksir sesaat, bukan sebuah fenomena baru, namun masih sering dialami oleh banyak anak muda di zaman modern ini.Â
Meski terdengar remeh dan entah istilah yang tepatnya bernama apa, "fleeting crush" menyimpan pesona tersendiri, seperti kupu-kupu yang hanya hinggap sesaat sebelum terbang pergi.Â
Tapi mengapa momen-momen seperti ini begitu sering terjadi? Dan adakah pengaruhnya dalam hubungan asmara? Mari kita bahas lebih dalam!
1. Apa Itu Fleeting Crush?
Fleeting crush atau naksir singkat adalah ketertarikan sesaat yang muncul tiba-tiba terhadap seseorang yang mungkin hanya kita temui sekali di tempat umum alias gebetan singkat.Â
Pandangan pertama itu menciptakan momen indah yang singkat, di mana perasaan tertarik muncul tanpa adanya percakapan atau interaksi lebih jauh.Â
Ketertarikan ini sering kali tak disertai niat untuk mendekat atau berkenalan. Fleeting crush hanya memberi jejak kenangan samar yang tak selalu bertahan lama, layaknya kupu-kupu yang hinggap di bunga lalu segera terbang pergi.
Fenomena ini sering diungkapkan dalam cerita-cerita lucu di media sosial. Banyak anak muda yang menulis status seperti, "Naksir mas-mas random di KRL, tapi langsung hilang ingatan setelah turun," atau "Ukhti jilbab abu-abu  spek yali yali di kereta, aku padamu"
Namun, setelah sampai rumah atau selang beberaoa hari saja, perasaan itu sudah memudar, dan orang tersebut kembali menjadi sosok asing dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun tampaknya sederhana, fleeting crush ini adalah cerminan dari interaksi manusia modern yang sering terbatas pada hal-hal superfisial.
2. Penyebab Fleeting Crush
Secara psikologis, naksir seseorang dipicu oleh respons otak terhadap rangsangan visual dan ketertarikan fisik. Sebuah studi dari Helen Fisher, seorang antropolog biologi, mengungkapkan bahwa ketertarikan fisik dapat dirasakan dalam hitungan detik melalui bagian otak yang disebut ventral tegmental area, yang terkait dengan sistem penghargaan dan romantisme.Â
Ini menjelaskan mengapa seseorang bisa merasa tertarik pada pandangan pertama tanpa adanya interaksi verbal atau fisik yang lebih dalam. Otak kita secara alami merespons daya tarik visual sebagai mekanisme adaptif untuk mengenali pasangan potensial, meski ketertarikan ini sering kali hanya bersifat sementara.
Di lain sisi, fleeting crush juga sering kali muncul karena faktor kebosanan atau rutinitas harian. Dalam hidup yang sibuk dan penuh tekanan, kita cenderung mencari momen-momen kecil yang membangkitkan emosi positif.Â
Seperti bertemu seseorang yang menarik di tengah kesibukan bisa menciptakan "pelarian kecil" dari rutinitas yang monoton, memberikan sensasi petualangan emosional tanpa risiko.Â
Itulah sebabnya fleeting crush sering terjadi di tempat-tempat umum seperti jalan raya, transportasi umum, atau pusat perbelanjaan, tempat-tempat yang memungkinkan interaksi visual tanpa komitmen emosional lebih jauh.
3. Dampak Kebiasaan Fleeting Crush pada Hubungan Asmara
Meskipun tampaknya tidak berbahaya, fleeting crush bisa berdampak pada hubungan asmara , terutama jika sering terjadi, karena ketertarikan singkat yang terjadi secara berkala dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk berkomitmen dalam hubungan yang lebih stabil dan dalam.
Fleeting crush memberikan kesenangan sesaat tanpa tanggung jawab emosional, yang bisa menjadi tantangan bagi orang yang sedang menjalin hubungan serius.Â
Ketika seseorang terus mencari sensasi baru dari interaksi visual singkat, mereka mungkin merasa hubungan yang sedang mereka jalani kurang menarik, kurang berkesan atau tidak memuaskan.
Namun, bagi sebagian orang, fleeting crush bisa berfungsi sebagai pengingat bahwa ketertarikan itu bersifat alami dan manusiawi. Perasaan ini tidak harus diartikan sebagai tanda ketidakpuasan terhadap pasangan. Justru, momen-momen ini bisa memberikan perspektif baru dalam hubungan.Â
Seseorang yang mengalami fleeting crush, jarang sekali bertemu kembali atau ada keinginan memiliki, spontanitas yang terjadi sebenarnya bisa menjadinpelajaran untuk menambahkan elemen spontanitas atau kejutan-kejutan kecil yang membuat hubungan tetap segar dan menarik.
4. Solusi: Mengelola Fleeting CrushÂ
Dari agama Islam, fenomena seperti fleeting crush sebenarnya dapat dikaitkan dengan pandangan pertama yang tidak disengaja, jika memang kondisinya tidak disengaja dan tidak dipantau terus selama kegiatan berlangsung.Â
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menasihati Ali bin Abi Thalib, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan selanjutnya. Sesungguhnya yang pertama adalah bagimu (tidak berdosa), dan yang kedua adalah tidak lagi bagimu (berdosa)" (HR. Tirmidzi).Â
Dalam konteks ini, pandangan pertama tidak dianggap dosa jika terjadi secara tidak sengaja, tetapi jika dilanjutkan atau diulang, maka hukumnya menjadi haram.
Islam mengajarkan pentingnya menjaga pandangan dan menundukkannya dari hal-hal yang bisa memicu hawa nafsu. Seperti terdapat dalam Surah An-Nur ayat 30-31 (silakan baca Qur'an).Â
Ini bertujuan untuk menjaga kesucian hati dan mencegah terjadinya godaan syahwat. Dalam konteks fleeting crush, menundukkan pandangan setelah ketertarikan sesaat dapat membantu seseorang menghindari godaan hawa nafsu yang lebih besar.
Solusinya, meskipun fleeting crush tidak sepenuhnya dilarang, tidak ada pula larangan hukum negara, penting untuk memahami bahwa ketertarikan sesaat ini hanyalah bagian dari respons alami manusia.Â
Namun, jika ketertarikan ini dibiarkan berlarut-larut atau diikuti dengan pandangan dan pikiran yang mendalam, maka hal itu bisa berpotensi mendekati zina, seperti yang dijelaskan dalam hadis bahwa "zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, dan zina hati adalah berkeinginan."
Bagi yang sering mengalami fleeting crush, bahagia sesat boleh tapi penting untuk mempertimbangkan dan kontrol diri agar tidak terjebak dalam futur. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H