Seseorang yang mengalami fleeting crush, jarang sekali bertemu kembali atau ada keinginan memiliki, spontanitas yang terjadi sebenarnya bisa menjadinpelajaran untuk menambahkan elemen spontanitas atau kejutan-kejutan kecil yang membuat hubungan tetap segar dan menarik.
4. Solusi: Mengelola Fleeting CrushÂ
Dari agama Islam, fenomena seperti fleeting crush sebenarnya dapat dikaitkan dengan pandangan pertama yang tidak disengaja, jika memang kondisinya tidak disengaja dan tidak dipantau terus selama kegiatan berlangsung.Â
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menasihati Ali bin Abi Thalib, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan selanjutnya. Sesungguhnya yang pertama adalah bagimu (tidak berdosa), dan yang kedua adalah tidak lagi bagimu (berdosa)" (HR. Tirmidzi).Â
Dalam konteks ini, pandangan pertama tidak dianggap dosa jika terjadi secara tidak sengaja, tetapi jika dilanjutkan atau diulang, maka hukumnya menjadi haram.
Islam mengajarkan pentingnya menjaga pandangan dan menundukkannya dari hal-hal yang bisa memicu hawa nafsu. Seperti terdapat dalam Surah An-Nur ayat 30-31 (silakan baca Qur'an).Â
Ini bertujuan untuk menjaga kesucian hati dan mencegah terjadinya godaan syahwat. Dalam konteks fleeting crush, menundukkan pandangan setelah ketertarikan sesaat dapat membantu seseorang menghindari godaan hawa nafsu yang lebih besar.
Solusinya, meskipun fleeting crush tidak sepenuhnya dilarang, tidak ada pula larangan hukum negara, penting untuk memahami bahwa ketertarikan sesaat ini hanyalah bagian dari respons alami manusia.Â
Namun, jika ketertarikan ini dibiarkan berlarut-larut atau diikuti dengan pandangan dan pikiran yang mendalam, maka hal itu bisa berpotensi mendekati zina, seperti yang dijelaskan dalam hadis bahwa "zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, dan zina hati adalah berkeinginan."
Bagi yang sering mengalami fleeting crush, bahagia sesat boleh tapi penting untuk mempertimbangkan dan kontrol diri agar tidak terjebak dalam futur. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H