Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Short Butterfly Era, Kenapa Hampir Setiap Anak Muda Pernah Mengalami Fleeting Crush?

12 Oktober 2024   20:06 Diperbarui: 13 Oktober 2024   00:22 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ji Chang Wook in Welcome to Samdal-ri, Ilustrasi Fleeting crush di tempat umum (Sumber foto: (jTBC via Hancinema)

Seseorang yang mengalami fleeting crush, jarang sekali bertemu kembali atau ada keinginan memiliki, spontanitas yang terjadi sebenarnya bisa menjadinpelajaran untuk menambahkan elemen spontanitas atau kejutan-kejutan kecil yang membuat hubungan tetap segar dan menarik.

4. Solusi: Mengelola Fleeting Crush 


Dari agama Islam, fenomena seperti fleeting crush sebenarnya dapat dikaitkan dengan pandangan pertama yang tidak disengaja, jika memang kondisinya tidak disengaja dan tidak dipantau terus selama kegiatan berlangsung. 

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menasihati Ali bin Abi Thalib, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan pertama dengan pandangan selanjutnya. Sesungguhnya yang pertama adalah bagimu (tidak berdosa), dan yang kedua adalah tidak lagi bagimu (berdosa)" (HR. Tirmidzi). 

Dalam konteks ini, pandangan pertama tidak dianggap dosa jika terjadi secara tidak sengaja, tetapi jika dilanjutkan atau diulang, maka hukumnya menjadi haram.

Islam mengajarkan pentingnya menjaga pandangan dan menundukkannya dari hal-hal yang bisa memicu hawa nafsu. Seperti terdapat dalam Surah An-Nur ayat 30-31 (silakan baca Qur'an). 

Ini bertujuan untuk menjaga kesucian hati dan mencegah terjadinya godaan syahwat. Dalam konteks fleeting crush, menundukkan pandangan setelah ketertarikan sesaat dapat membantu seseorang menghindari godaan hawa nafsu yang lebih besar.

Solusinya, meskipun fleeting crush tidak sepenuhnya dilarang, tidak ada pula larangan hukum negara, penting untuk memahami bahwa ketertarikan sesaat ini hanyalah bagian dari respons alami manusia. 

Namun, jika ketertarikan ini dibiarkan berlarut-larut atau diikuti dengan pandangan dan pikiran yang mendalam, maka hal itu bisa berpotensi mendekati zina, seperti yang dijelaskan dalam hadis bahwa "zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, dan zina hati adalah berkeinginan."

Bagi yang sering mengalami fleeting crush, bahagia sesat boleh tapi penting untuk mempertimbangkan dan kontrol diri agar tidak terjebak dalam futur. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun