Dalam hal ini, POV menjadi populer di media sosial karena gaya narasi ini sangat cocok dengan karakteristik Gen Z yang terbuka dan adaptif terhadap perubahan. Termasuk dunia kerja. Gen Z sering kali di-roasting dalam konten POV karena stereotip yang melekat.
Yaitu, mulai dari kecenderungan multitasking hingga fokus pada work-life balance. Lantas, mengapa POV Gen Z ini mendunia dan menjadi teknik jitu bagi para kreator digital? Berikut Ini beberapa alasannya:
1. Generasi Z Hidup di Era Digital dan Penguasa Media Sosial
Menurut riset World Data Lab, Generasi Z diproyeksikan menjadi generasi terbesar dalam sejarah dengan populasi mencapai dua miliar orang, mencakup seperempat penduduk dunia.Â
Uniknya, Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh di era digital, yang terbiasa hidup berdampingan dengan internet dan teknologi meskipun melakukan aktivitas secara nyata.Â
Riset Morning Consult menunjukkan lebih dari 54% Gen Z menghabiskan empat jam atau lebih setiap hari di dunia maya. Dalam Civic Science juga menunjukkan bahwa Gen Z mengalokasikan 60-80% waktunya untuk bersosialisasi di media sosial.Â
Dengan demikian, POV Gen Z berisi sarkasme terhadap diri sendiri, generasi lain, dan situasi di dunia kerja, yang tidak hanya menghibur, related, tetapi juga menyuarakan keresahan Gen Z, yang dapat dirasakan oleh generasi milenial hingga boomer yang berinteraksi dengan mereka.Â
2. Gen-Z Aware terhadap Kesehatan Mental dan Isu Sosial
Generasi Z tidak hanya menguasai dunia digital, tetapi juga menjadi pelopor dalam memperjuangkan kesehatan mental dan isu-isu sosial. Mereka menolak untuk menyembunyikan stres dan tekanan yang dialami.Â
Menurut American Psychological Association, mayoritas dari mereka sering mengalami gejala stres atau depresi, sehingga mereka menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas utama.
Pendekatan Gen Z terhadap work-life balance, sering kali disalahpahami oleh generasi sebelumnya, yang menganggap mereka terlalu selektif dan tidak loyal terhadap instansi atau perusahaan.Â