Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Terharu! Ini 5 Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film 'Home Sweet Loan'

3 Oktober 2024   07:29 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:34 2954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaluna nggak sendirian. Kehadiran sahabat-sahabatnya, yaitu Danan, Miya, dan Tanish, membuktikan bahwa lingkungan sosial yang suportif bisa jadi penyelamat di masa sulit. Mereka nggak cuma nongkrong bareng, tapi juga jadi tempat curhat dan saling dukung.

Di dunia kerja yang kompetitif dan penuh tekanan, punya teman yang bisa dipercaya adalah privilege. Lingkar pertemanan sehat kayak gini jadi pengingat bahwa kebahagiaan nggak hanya soal uang, tapi juga soal siapa yang selalu ada saat di titik terendah. 

3. Utang Bisa Menghancurkan Hubungan Keluarga

Salah satu konflik utama dalam film ini adalah bagaimana pinjol menghancurkan kehidupan keluarga Kaluna. Utang yang nggak terkendali membawa dampak yang lebih dari sekadar masalah finansial, tetapi juga soal kepercayaan dan stabilitas hubungan keluarga.

Banyak keluarga yang terjebak dalam siklus utang tanpa memahami konsekuensinya. Film ini mengajarkan bahwa mengelola keuangan dengan bijak bukan hanya tentang angka banyak dan sedikit, tapi juga tentang menjaga kedamaian dalam keluarga.

4. Sandwich Generation Itu Berlapis-lapis

Sebagai bagian dari sandwich generation, Kaluna menghadapi tekanan dari dua sisi, antara membantu keluarganya membayar kebutuhan seperti listrik dan lain lain, sambil mengejar mimpi pribadinya untuk membeli rumah. 

Namun, film ini juga menyoroti bahwa ada berbagai level di dalam sandwich generation. Tidak semua orang berada di situasi yang sama, ada yang lebih berat, ada yang sedikit lebih ringan.

Kaluna sendiri berada di level yang bisa dibilang menengah. Tabungan 330 jutanya jadi topik hangat di kalangan netizen, yang melihatnya sebagai simbol bahwa dengan perencanaan yang baik, mimpi tetap bisa digapai meski beban finansial keluarga menghimpit. 

Tetapi kata-kata Kaluna, seperti "Orang biasa kayak saya, untuk bermimpi saja harus sadar diri," menjadi gambaran bagaimana banyak orang harus berkompromi dengan realita hidup ketika memperjuangkan mimpi. 

5. Financial Freedom Itu Wajib Sebelum Menikah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun