Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Terharu! Ini 5 Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film 'Home Sweet Loan'

3 Oktober 2024   07:29 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:34 2780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Home Sweet Loan berkisah tentang Kaluna (diperankan Yunita Siregar) yang bermimpi untuk membeli rumah pribadi. (Dok Visinema Pictures via Kompas.id)

Film "Home Sweet Loan" sukses menggugah emosi sekaligus empati para penonton dengan kisah hidup seorang Kaluna, terutama bagi mereka yang yang merasa relate, terjebak sebagai anak bungsu dari kalangan menengah ke bawah sekaligus sandwich generation. 

Kisah Kaluna yang diadaptasi dari novel best seller karya Almira Bastari ini, disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie yang memiliki rekam jejak harum di dunia perfilman tanah air. 

Kesuksesan film ini juga tidak terlepas dari peran Yunita Siregar yang berhasil menghidupkan karakter Kaluna, diperkuat dengan aktor-aktris berbakat lainnya, seperti Derby Romero, Risty Tagor, Fita Anggriani Ilham, dan yang lainnya. 

Melalui dinamika perjalanan Kaluna, kita dapat mengambil banyak hal mengenai perjuangan hidup, keluarga, hingga manajemen keuangan. Berikut ini lima pelajaran berharga dari kisah Kaluna. 

Poster film Home Sweet Loan (@Filmhomesweetloan/ Instagram) 
Poster film Home Sweet Loan (@Filmhomesweetloan/ Instagram) 

1. Gaya Frugal Living Anti-FOMO itu Nyata! 

Kaluna adalah contoh nyata kalau hidup sederhana itu penting. Dia bisa menabung demi impian membeli rumah, meskipun gajinya nggak fantastis. 

Gaya hidup frugal yang dipilih Kaluna bikin kita merenung soal pengeluaran harian yang kadang nggak penting, seperti halnya ngopi, beli barang hype, hingga langganan layanan premium.

Di era FOMO, Kaluna mengingatkan kita untuk lebih fokus pada prioritas dan menghindari gaya konsumtif. Meski beberapa netizen meragukan realistisnya tabungan 330 juta di situasi finansial Kaluna, ini jadi cerminan bahwa disiplin merupakan kunci meraih mimpi

2. Lingkar Pertemanan Sehat adalah Previllage

Kaluna nggak sendirian. Kehadiran sahabat-sahabatnya, yaitu Danan, Miya, dan Tanish, membuktikan bahwa lingkungan sosial yang suportif bisa jadi penyelamat di masa sulit. Mereka nggak cuma nongkrong bareng, tapi juga jadi tempat curhat dan saling dukung.

Di dunia kerja yang kompetitif dan penuh tekanan, punya teman yang bisa dipercaya adalah privilege. Lingkar pertemanan sehat kayak gini jadi pengingat bahwa kebahagiaan nggak hanya soal uang, tapi juga soal siapa yang selalu ada saat di titik terendah. 

3. Utang Bisa Menghancurkan Hubungan Keluarga

Salah satu konflik utama dalam film ini adalah bagaimana pinjol menghancurkan kehidupan keluarga Kaluna. Utang yang nggak terkendali membawa dampak yang lebih dari sekadar masalah finansial, tetapi juga soal kepercayaan dan stabilitas hubungan keluarga.

Banyak keluarga yang terjebak dalam siklus utang tanpa memahami konsekuensinya. Film ini mengajarkan bahwa mengelola keuangan dengan bijak bukan hanya tentang angka banyak dan sedikit, tapi juga tentang menjaga kedamaian dalam keluarga.

4. Sandwich Generation Itu Berlapis-lapis

Sebagai bagian dari sandwich generation, Kaluna menghadapi tekanan dari dua sisi, antara membantu keluarganya membayar kebutuhan seperti listrik dan lain lain, sambil mengejar mimpi pribadinya untuk membeli rumah. 

Namun, film ini juga menyoroti bahwa ada berbagai level di dalam sandwich generation. Tidak semua orang berada di situasi yang sama, ada yang lebih berat, ada yang sedikit lebih ringan.

Kaluna sendiri berada di level yang bisa dibilang menengah. Tabungan 330 jutanya jadi topik hangat di kalangan netizen, yang melihatnya sebagai simbol bahwa dengan perencanaan yang baik, mimpi tetap bisa digapai meski beban finansial keluarga menghimpit. 

Tetapi kata-kata Kaluna, seperti "Orang biasa kayak saya, untuk bermimpi saja harus sadar diri," menjadi gambaran bagaimana banyak orang harus berkompromi dengan realita hidup ketika memperjuangkan mimpi. 

5. Financial Freedom Itu Wajib Sebelum Menikah

Film ini juga menegaskan pentingnya mencapai financial freedom. Keinginan Kaluna untuk punya rumah sendiri sebelum menikah mencerminkan ambisi banyak generasi muda yang ingin mandiri secara finansial sebelum berbagi hidup dengan pasangan.

Karakter kakak-kakak Kaluna yang dinilai menyebalkan oleh penonton juga memberikan pelajaran tentang gambaran sebaliknya, hidup berpasangan di saat kondisi keuangan belum stabil dan menajemennya yang buruk. 

Dalam kisah Kaluna, financial freedom dapat dimulai dengan mengatur pengeluaran dan mencatatanya dengan konsisten seperti yang dilakukan Kaluna. Ini menjadi bukti bahwa mimpi sebesar apapun bisa dicapai jika kita punya perencanaan dan determinasi yang kuat.

Melalui "Home Sweet Loan", kita diingatkan bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh tantangan, tapi di balik setiap rintangan, selalu ada pelajaran yang bisa membuat kita lebih kuat. (*) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun