Di sana, Tari bertemu dengan Baskara, seorang pria temperamental yang kesulitan mengendalikan emosinya. Apakah Tari mampu menghadapi traumanya dan melepaskan semua kesedihannya?
6. Tantangan Para Pemain
Aktris Prilly Latuconsina mengungkapkan bahwa perannya sebagai Tari menuntut transformasi yang signifikan. Dalam film ini, ia tampil dengan wajah berjerawat dan mengenakan behel, yang menjadi simbol stres yang dialami karakter tersebut.
"Sebenarnya kita enggak pengin nunjukin bahwa karakter Tari itu kenapa atau gimana,"Â ujarnya. Ia ingin penampilan Tari sangat berbeda dari dirinya agar penonton bisa merasakan kedalaman karakter yang ia mainkan.
Sementara, hal lain dirasakan Dikta, penyanyi sekaligus aktor tersebut mengungkapkan momen terakhir yang membuatnya menangis. Bukan ketika ayahnya meninggal, melainkan saat ayahnya jatuh sakit.Â
"Trigger aku nangis parah banget terakhir itu pas papa sakit, bukan pas papa meninggal,"Â ujar Dikta.
Para pemain lainnya juga menghadapi tantangan dalam membawakan karakter-karakter yang emosional dan kompleks. Interaksi antara Tari dan Baskara menjadi salah satu elemen kunci dalam film ini, menunjukkan bagaimana dukungan satu sama lain dapat membantu mereka dalam melewati masa-masa sulit.
7. Terdapat Sosial Eksperimen
Film "Boleh Saja Kumenangis" mengadakan eksperimen sosial yang mengajak pemirsa berbagi cerita tentang tantangan hidup mereka. Episode pertamanya berisi deep talk Prilly Latuconsina dengan ayahnya mengenai permasalah hidup.
Sementara episode kedua disisi dengan Dikta yang mengisahkan luka batin masa lalunya di episode kedua. Di episode selanjutnya, ada Umi Quory berbincang dengan ibunya tentang pentingnya menyayangi orang tua.Â
Episode berikutnya, ada Kristo Immanuel yang berbicara tentang keluara. Lalu kemudian di episode setelahnya, ada Ashira Zamita berbagi pengalaman tentang perjuangan memasuki fase dewasa.Â