Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Jurnalistik di Era Multiplatform dan Artificial Intellegent

21 Oktober 2023   15:50 Diperbarui: 21 Oktober 2023   16:19 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IIustrasi Mahasiswa Jurnalistik di Era Multiplatfrom dan Artificial Intelegent (Foto oleh Gustavo Fring/Pexels.com)

Apa yang dibayangkan ketika mendengar kata Mahasiswa Jurnalistik di zaman informasi mudah dikonsumsi, didistribusi bahkan diproduksi oleh berbagai kalangan?

Bicara soal realitas, rasanya sangat miris. di era konvergensi media, Jurnalis sekan menjadi profesi paling mudah digapai, keterampilan menjadi jurnalis seakan mudah didapatkan selama bisa menulis dan tampil percaya diri menggunakan media.

Padahal, jurnalis memiliki kode etik khusus selayaknya kode etik kedokteran. Namun, kuliah kedokteran sering kali dianggap lebih dibutuhkan dibandingkan jurnalistik. Bahkan, banyak sekali wartawan atau praktisi media yang dengan sengaja mengadakan pelatihan khusus pembuatan berita, rasanya terlalu instan dan praktis dibandingkan kuliah bertahun-tahun.

Tentu saja, pelatihan tersebut juga justru lebih ekonomis, dibandingkan dengan uang yang  dibayarkan untuk biaya semester, sewa kost, makan sehari-sehari maupun biaya lainnya yang sering kali di luar prediksi mahasiswa.

Sementara, sedikit sekali atau mungkin tidak ada, dokter yang mensosialisasikan cara membuat obat yang biasa diberikannya kepada pasien, nyatanya tidak semua orang dapat menjadi dokter, Bahkan, dokter dengan sengaja merumitkan tulisannya untuk menjaga kerahasiaan racikan obatnya.

Jika dibandingkan seperti demikian, apakah jurnalis terlalu bodoh karena membagikan resepnya sendiri?

Bahkan, di era multiplatfrom ini, ketika semua orang diistilahkan sebagai user, mereka tidak hanya memiliki kesempatan sebagai konsumen berita, melainkan juga produsen, artinya semua orang bisa menciptakan berita dan menghasilkan sebuah konten tanpa harus bekerja atau mengirimkan berita ke sebuah media.

Kemudian, sudah menjadi rahasia umum, para staff atau karyawan yang berada di media mainstream sekali pun, banyak diduduki oleh orang-orang yang notabenenya tidak memiliki background jurusan jurnalistik. Namun, mereka mampu bekerja sebagai jurnalis.

selain itu,  yang paling marak diisukan mengancam eksistensi jurnalistik, yaitu kehadiran Artificial Intelegent atau teknologi AI, saat beragam pekerjaan dapat digantikan mesin, terutama profesi jurnalistik. AI memiliki kemampuan menulis, bersuara, mengolah data, bahkan tampil live report layaknya jurnalis manusia.

Lantas, bagaimana nasib prospek kerja mahasiswa jurnalistik ke depannya? di saat mereka tidak hanya akan menghadapi persaingan dengan mahasiswa jurnalistik itu sendiri, melainkan mahasiswa non-jurnalistik, masyarakat umum juga teknologi AI. 

Yakin masih mau jadi mahasiswa Jurnalistik? Jawabannya adalah yakin, berikut tips agar pembaca pun dapat merasa yakin ketika terlanjur kuliah di jurusan jurnalistik.

1. Mengasah Skill dan Pengetahuan tentang Jurnalistik

Jika dunia kerja dianalogikan sebagai medan perang, maka hal yang pertama harus dimiliki selain keberanian adalah skill dan pengetahuan sebagai pelurunya. Yakinlah selama optimis, memiliki skill dan pengetahuan, kita akan termotivasi untuk berani menghadapi kenyataan karena tantangan selalu sepaket dengan peluang.

Tak bisa dipungkiri, pengaruh perkembangan teknologi ini membuat dunia jurnalistik terkontaminasi, berita tercampur baur, masyarakat merasakan banjir informasi sehingga kesulitan memfilter dan menyaring informasi yang benar-benar akurat dan aktual. Di sanalah peran jurnalis seutuhnya untuk membersihkan kembali.

Mungkin semua orang dapat menghasilkan berita. Namun, tidak semua orang dapat menghasilkan berita yang baik. Mungkin semua orang dapat menjadi jurnalis, Namun, tidak semua orang dapat menjadi jurnalis yang baik. Caranya dengan menjadi mahasiswa jurnalistik yang belajar sungguh-sungguh

2. Menjadi Mahasiswa Jurnalistik adalah Previllage

Najwa Shihab pernah berkata, menjadi mahasiswa adalah sebuah previllage. Ya, termasuk menjadi mahasiswa jurnalistik karena hal tersebut tidak menutup kemungkinan pintu kemudahan akan dibukakan melalui relasi yang dimiliki.

Baik itu, teman seangkatan, kakak tingkat, teman seorganisasi maupun dosen jurnalistik sehingga disarankan untuk terus menjaga hubungan baik dengan semua orang. Tentu saja, hal tersebut merupakan previllage karena tidak akan didapatkan dengan mudah, jika bukan mahasiswa jurnalistik.

Yakinlah pelatihan singkat sehebat apa pun, tidak akan mampu membeli pengalaman menjadi mahasiswa jurnalistik, relasi yang di miliki di dunia jurnalistik dan idealisme yang ditanamkan selama menjadi mahasiswa jurnalistik.

3. Teknologi AI, Dapat Jadi Musuh Maupun Teman

Kemudahan yang diciptakan Artificial Intelegent tidak selamanya menjadi musuh yang menakutkan. Namun di sisi lain, AI tetaplah mesin yang membutuhkan manusia untuk mengoperasikannya. AI hanya buatan manusia yang tentu memiliki kekurangan dan tidak akan mampu sepenuhnya menyaingi kesempurnaan karya tuhan.

Dibandingkan diposisikan sebagai musuh, mungkin lebih tepatnya disejajarkan sebagai teman, sehingga jurnalis harus lebih melek teknologi, memanfaatkan kemudahan yang diberikan serta berkolaborasi dengan baik.

Demikian beberapa tips, kenapa masih mau jadi mahasiswa jurnalistik, semoga dengan membaca tulisan ini, saya bisa menginspirasi dan berbagi semangat. (Gita Yulia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun