Mohon tunggu...
Gita Safitri
Gita Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi gambar, menulis wattpad, mendengar lagu. INTP.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korelasi Ilmu dan Adab Perspektif Islam

14 Desember 2023   13:53 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan banyak manfaat dan tuntutan bagi umat manusia. Ilmu pengetahuan berkembang seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dikembangkan untuk membuat manusia memahami dan mendalami segala hal yang tersangkut paut dengan alam semesta. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut terus-menerus diturunkan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya. Generasi yang bertumbuh di zaman majunya teknologi dan ilmu pengetahuan dituntut untuk menjaga dan terus mengembangkan IPTEK. Demi mewujudkan tujuan tersebut, manusia kemudian melakukan pelestarian ilmu pengetahuan melalui pendidikan.  Namun tak hanya itu, ada juga tuntutan lain yang harus dipenuhi dalam menganyam pendidikan yakni adab dan etika dalam menuntut ilmu dan menerapkan ilmu tersebut.

Dalam Islam, ilmu menduduki posisi yang tinggi. Al-Qur'an dan Hadis yang menceritakan bagaimana kedudukan ilmu bisa mengangkat derajat manusia di mata Allah Swt. Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 yaitu:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis" (Tuntutlah ilmu) maka (jika kamu melakukannya) Allah akan memberikan kelapangan untukmu (meninggikan derajatmu). Apabila dikatakan "Berdiri," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat lebih tinggi. Dan Allah Maha Mengetahui/Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Pembelajaran adab dan etika adalah penting. Dilihat dari banyaknya masalah mengenai etika dalam bidang pendidikan, hal tersebut menjadi alasan perlunya pembelajaran dan penerapan adab, terutama dalam hal menuntut ilmu. Diharapkan dengan adanya pembelajaran tersebut, para pelajar dan pengajar mengetahui etika yang harus diperhatikan terhadap guru, murid, teman, rival, maupun ilmu itu sendiri. Seseorang akan memiliki akhlak dan adab yang baik jika ia mau berubah meski awalnya melakukan kesalahan dan pelanggaran etika, karena akhlak seseorang tergantung pada diri mereka sendiri. Ada yang bilang bahwa kepribadian seseorang itu seperti kanvas putih yang dilukis oleh diri sendiri. Jika si pelukis telah berusaha dan kreatif dalam mewarnai kanvas tersebut, maka hasilnya pun akan menjadi cantik dan menarik. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka hasilnya pun tidak akan bernilai.  Pembelajaran mengenai adab dan etika juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan akhlak penuntut ilmu dan meminimalisir masalah-masalah yang diperkirakan terjadi.

1. Pengertian Adab dan Etika

Ilmu dapat disebut sebagai sebuah lukisan yang bertujuan menerangkan dan konsisten terkait beberapa hal yang dipelajarinya pada ruang dan waktu yang masih terjangkau oleh logika dan masih dapat diamati panca indra manusia.  Artinya, ilmu merupakan sesuatu berbasis pengetahuan yang bertujuan menjabarkan sesuatu hal yang masih dapat dicerna oleh nalar kita. Manusia harusnya menjadi khalifah di muka bumi ini yang mampu berkembang dan menjadi lebih sempurna dari hari ke hari.
 

Ilmu dan adab adalah sesuatu yang berhubungan erat. Adab merupakan dasar yang harus dipunyai sebelum seseorang menuntut ilmu. Secara terminologi, adab merupakan suatu kebiasaan dan aturan praktik tingkah laku yang dianggap bernilai baik yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.  Menurut Ensiklopedia Islam, adab mempunyai arti kesopanan dalam bertingkah laku, bertindak pantas, kehalusan budi bahasa, dan kesusastraan. Sementara itu, merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab berarti kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak yang baik. Adab adalah suatu perilaku yang mengikuti aturan, norma, adat-istiadat, dan sejalan dengan nilai-nilai kebaikan.

Adab dalam konteks ilmu mempunyai suatu makna khusus. Adab merupakan suatu pengakuan realitas bahwa segala hal yang ada di alam semesta; termasuk makhluk dan pengetahuan-pengetahuan yang dicapai, diatur dengan hierarki menurut pangkat dan derajatnya. "Adab is recognition, and acknowledgement of the reality that knowledge and being are ordered bierarchically according to their various grades and degrees of rank, and of one's proper place in relation to that reality and to one's physical, intellectual, and spiritual capacities and potencial".

2. Adab dan Ilmu dalam Perspektif Islam

Pentingnya ilmu adalah sebagai bimbingan untuk mengubah seseorang menjadi lebih terpelajar dan lebih baik.  Pentingnya manusia untuk menuntut ilmu bukan hanya untuk membantunya dalam hal mendapatkan kehidupan dunia yang layak, tetapi dengan ilmu juga, manusia akan mampu mengenal siapa Tuhannya, memperbaiki akhlaknya, juga senantiasa mencari ridha' Allah Swt. Menuntut ilmu adalah ibadah yang paling afdhal dikarenakan semua ibadah tidak bisa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang Allah dan Rasul-Nya kecuali dengan ilmu. Sehingga ilmu merupakan suatu hal yang sangat penting.
 

Hukum menuntut ilmu diwajibkan dalam dua kategori. Para ulama menyepakati bahwasanya menuntut ilmu itu hukumnya terbagi menjadi dua, yaitu ada yang "fardhu 'ain" dan ada yang "fardhu kifayah".  Fardhu 'ain artinya suatu perbuatan itu wajib dilakukan oleh seluruh umat Muslim tanpa terkecuali, sementara untuk fardhu kifayah, merupakan seuatu hal yang dihakimi wajib dilakukan namun kewajiban itu akan gugur ketika sudah dilakukan oleh umat Muslim yang lain. Adapun ilmu terbagi menjadi ilmu dasar dan ilmu spesifik, ilmu dasar (basic) adalah ilmu yang wajib dimiliki dan dihakimi fardhu 'ain, seperti; salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat bagi yang memenuhi syarat, dan menunaikan haji jika sudah mampu secara jasmani, rohani, pengetahuan, dan finansial. Untuk fardhu kifayah, contohnya adalah; memandikan dan memakaikan kafan bagi jenazah, melakukan salat jenazah, menguburkan jenazah, serta belajar mendalami ilmu-ilmu tertentu seperti kedokteran dan sebagainya.
 

Pada pendidikan formal, para pelajar mempelajari hal yang wajib seperti belajar Al-Qur'an dan As-Sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.  Hukum menuntut ilmu ialah suatu hal yang wajib. Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Artinya: Menuntut ilmu adalah suatu hal yang wajib bagi setiap umat Muslim. (HR. Ibnu Majah)
 

Dalam menuntut ilmu haruslah disertai adab. Adab adalah suatu ilmu mengenai tujuan mencari pengetahuan yaitu menanamkan kebaikan dalam diri manusia sebagai pribadi baik. Adab dalam menuntut ilmu harus dikuasai oleh seorang penuntut ilmu, tidak peduli usianya tua ataupun muda, juga tidak tergantung ilmu yang dipelajari apakah ilmu dunia atau ilmu akhirat. Ketika belajar menuntut ilmu, adab diperlukan agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah dan pelajar dapat dimudahkan dalam segala urusan menuntut ilmu baik itu dari luar atau dari dalam diri pelajar itu sendiri. Demikian penting perkara ini, sehingga membuat para ulama dan para salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang adab.

3. Penerapan Adab dalam Menuntut Ilmu

Dalam kitab-kitab hadis, pengertian adab adalah tata cara yang baik dalam melakukan suatu pekerjaan, baik ibadah maupun muamalah. Oleh sebab itu, para ulama menjabarkan adab-adab tertentu (etika) dalam melakukan atau melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan tuntutan Al-Qur'an dan hadis.  Beberapa di antara itu yaitu; mengucapkan salam, adab ketika hendak tidur dan bangun tidur, adab duduk, berbaring dan berjalan, adab saat bersin dan menguap, adab saat makan dan saat minum, adab dzikir, mandi, wudhu, dan ketika sebelum juga sesudah melakukan salat. Ada juga etika yang diterapkan imam dan makmum, ketika menuju masjid dan dalam masjid, adab hari keagamaan, adab ketika berpuasa, adab berkumpul, adab guru juga adab murid, dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-satu.


Adapun beberapa contoh dari penerapan adab dalam menuntut ilmu, yakni:


*Memulai dengan melafazkan nama Allah
 Bentuk adab yang pertama dalam menuntut ilmu  berdasarkan Al-Qur'an ialah membaca basmalah. Hal ini didasarkan pada kalimat pertama QS.Al-Alaq ayat 1, yang menyebut:

Artinya: Bacalah dengan menyebut nama Allah, Tuhanmu yang menciptakanmu.


*Bersikap tenang untuk menghormati guru
Seorang pelajar ilmu seharusnya mampu membedakan antara satu majelis ilmu dengan majelis lainnya, antara tempat menuntut ilmu dengan tempat untuk melakukan hal lainnya. Ketika kita mempelajari sesuatu, kita harusnya bersikap tenang dan memperhatikan dengan serius untuk menghormati guru yang sedang menurunkan ilmunya. Jangan berbicara yang tidak penting, tak berfaedah, dan tiada kaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari.


*Mengaplikasikan dan menerapkan ilmu yang diperoleh
Setelah mencerna suatu ilmu, ada baiknya jika kita mengamalkannya Ilmu bukan hanya sebatas untuk dipahami saja tapi juga untuk diamalkan dan diteruskan sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain.


*Berdo'a agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat
Do'a adalah salah satu dari elemen terpenting yang hendaknya dilakukan oleh manusia dengan tetap berusaha untuk mewujudkannya. Ada baiknya seorang penuntut ilmu agar senantiasa berdo'a kepada Allah yang maha Pemberi supaya ia diberi ilmu yang bermanfaat dan memohon pertolongan kepada Allah agar diberi kemudahan dalam mempelajarinya.


*Menghindari dosa dan khilaf dengan senantiasa bertaqwa
Umat Muslim yang hendak belajar sebaiknya menjauhi perbuatan maksiat yang dapat menjerumuskannya. Tak hanya dosa besar seperti syirik dan durhaka, namun juga berupaya menjauhkan diri sendiri dari dosa-dosa seperti sombong, serakah, dan memutus tali silaturahmi.

4. Korelasi Ilmu dan Adab

Konsep adab dalam menuntut ilmu adalah menerapkan tata krama. Konsep yang seperti ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Islam, yaitu "ta'dib" yang berarti tujuan ilmu adalah untuk membentuk insan yang beradab. Dalam suatu buku tertulis, "The purpose for seeking knowledge in Islam is to inculcate goodness or justice in man as man and individual self. The aim of education in Islam is therefore to produce a goodman and the fundamental element inherent in the Islamic concept of education is the inculcation of adab".  Makna dari kalimat tersebut dalam konteks adab dalam menuntut ilmu ialah tentang orang-orang beradab menggunakan epistemologi ilmu dengan bijak, ia menerapkan keilmuan kepada objeknya secara cermat serta adil, dan ia pun mampu menemukan dan memilah pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya keliru atau kurang tepat.

Seseorang akan kesulitan menemukan jalan yang mesti ia lalui jika tidak punya adab, sebab hanya adab dan akhlak yang menjadi pembatas dan dapat memberikan arahan pada kita untuk bagaimana seharusnya menyikapi suatu ilmu. Abu Zakaria Al-Anbari pernah berkata bahwasanya "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh". Artinya, banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan sia-sia apabila ia tidak memiliki adab atau akhlak yang tertanam dalam dirinya. Sehingga adab dan akhlak memiliki korelasi yang erat.

Adab merupakan salah satu prasyarat atau syarat penting bagi para penuntut ilmu sebelum memulai. Sebelum mempelajari suatu ilmu, kita harus terlebih dahulu menghormati ilmu tersebut. Begitu pula ketika kita ingin membagikan suatu ilmu. Menghargai ilmu adalah hal utama sebelum membagikan dan mengajarkannya. Adab saling menghormati dan menghargai itu sangat penting terutama dalam menuntut ilmu. Para penuntut ilmu tidak akan dapat mengambil manfaat dan memperoleh ilmu jika mereka tidak beradab dan beretika, apalagi jika sampai tidak menghormati guru dan ilmu itu sendiri. Karena mereka yang berhasil adalah orang-orang yang ketika mereka menuntut ilmu, mereka sangat menghormati dan menghargai ilmu tersebut. Seseorang akan dianggap gagal dalam belajar jika mereka tidak mau menghormati atau memuliakan ilmu dan gurunya. Bahkan ada yang berkata bahwasanya menghormati lebih baik daripada taat, karena seorang manusia tidak akan dianggap kufur jika ia bermaksiat, melainkan dia kufur karena tidak memuliakan perintah Allah.  

Jika dilihat berdasarkan  sejarah penciptaan manusia, pendidikan muncul dikarenakan adanya motivasi pada diri Nabi Adam As. Yang didasari kehendak Allah Swt. sebagai pendidik langsung Adam untuk mengajarkan beberapa nama dari suatu benda. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 31.

Artinya: Dan Dia yang mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, lalu ia berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".

Kualitas dari diri seseorang tercermin dari akhlak yang ia miliki dalam memanfaatkan ilmunya. Adab menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan dunia dan akhirat, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sosial di  sekitar kita. Dengan adanya adab, seorang Muslim akan menjadi mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya serta sesama manusia. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda:

Artinya: Sebaik-baik kalian adalah yang mulia akhlaknya. (HR. Imam Bukhari)

5.  Pokok Pembahasan

Penulis memahami bahwa adab yaitu perbuatan-perbuatan baik yang seharusnya dimiliki oleh seluruh manusia terutama kita sebagai umat Islam. Adab merupakan kebiasaan yang diimplementasikan dalam bentuk perbuatan dan akan melahirkan akhlak, lalu bertujuan agar seseorang menjadi pribadi yang baik. Adab merupakan norma sopan santun yang sudah diterapkan oleh agama, jadi sudah sepatutnya kita sebagai penganut agama yang taat menjadikan adab sebagai pilar utama. Jika kita menerapkan aturan adab yang sudah ditentukan oleh agama seperti saling menghormati dan menghargai antara sesama juga menghormati segala bidang ilmu, maka kemungkinan besar tidak akan ada lagi permasalahan mengenai etika, moral, sikap, dan sebagainya yang mengganggu dan memecah belah kita sebagai umat Islam.

Adab ialah bagian terpenting dalam bidang pendidikan mengenai aspek sikap dan nilai-nilai baik seorang individu ataupun nilai yang terkandung di agama yang bagus untuk diketahui, dipahami, serta diamalkan oleh masyarakat Indonesia agar menjadi dasar kepribadian. Adab mencakup akhlak, etika, tata krama, dan moral yang ada pada diri kita dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hal-hal tertentu yang memiliki aturan tersendiri. Mengingat begitu pentingnya adab dalam kehidupan, bahkan sampai hal terkecil sekalipun punya etika tersendiri. Seperti contoh ketika makan tidak boleh mengecap, minum harus dalam kondisi duduk, dan lain sebagainya. 

Adab bisa diwujudkan dengan berbagai bentuk, beberapa di antaranya seperti keramahan, sopan santun, berbudi pekerti luhur. Untuk penerapannya pun banyak sekali hal yang bisa dilakukan. Dalam bidang keilmuan, pada intinya jika seseorang memiliki adab, maka ia sepatutnya mampu menghormati guru yang telah mengajarkannya ilmu dan ilmu itu sendiri dengan cara memanfaatkan dan menerapkan ilmu tersebut dan mewariskannya. Hal ini diperkuat dengan suatu hadis mengenai amal yang tidak akan pernah terputus dan terus mengalir pahalanya meski pelakunya sudah wafat (jariyah), dari Abu Hurairah r. a., Rasulullah Saw. bersabda:
:
Artinya: Jikalau nantinya 'anak Adam' (manusia) itu mati, maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah (berlaku terus menerus), ilmu yang dimanfaatkan, serta doa anak sholeh yang terus terpanjatkan. (HR Muslim)
 

Sesuai dengan hadis di atas, dunia adalah tempat menabur benih yang harus dituai di akhirat. Hukumnya adalah "apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai". Setelah seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yakni: 


*Sedekah jariyah
Sedekah jariyah yaitu perbuatan berupa pemberian yang terus-menerus bermanfaat seperti; wakaf tanah untuk dijadikan masjid, tempat menuntut ilmu, lembaga-lembaga pendidikan, dan lain-lain. Dalam bidang wakaf, ada baiknya kita melakukan wakaf Al-Qur'an. Memberi beberapa Al-Qur'an kepada majelis-majelis ilmu merupakan sedekah yang sangat menguntungkan jika kitab tersebut terus dibaca dan dikaji oleh para penuntut ilmu. Dari pemahaman mereka mengenai Al-Qur'an tersebut pun kemungkinan besar akan diajarkan kembali secara terus-menerus pada orang lain dan akan menjadi pahala yang tak akan terputus.

 
*llmu yang bermanfaat
Ilmu dalam konteks ini yaitu suatu hal seperti mengajarkan sesuatu hal kepada orang lain atau murid, mengarang buku pelajaran atau buku panduan yang sekiranya bisa membantu seseorang dalam menuntut ilmu dan mengembangkan adab (kepribadian baik) seseorang, dan lain sebagainya. 


*Anak saleh
Anak saleh bermaksud seorang anak yang selalu membantu dengan mendoakan kedua orang tuanya, ia taat, serta dapat memberikan manfaat bagi keluarga, teman, lingkungan sekitar, agama, nusa, dan bangsa. 
 

Korelasi antara ilmu dan adab berhubungan erat satu sama lain. Salah satu tokoh ulama, Ustadz Adi Hidayat pernah mengatakan bahwa, "Di dalam setiap ilmu bersanding adab, jikalau adab itu disempurnakan, maka ilmu akan sempurna menyertainya". Ilmu dan adab berkaitan dikarenakan kepribadian mencerminkan sedalam apa pengetahuan seseorang. Dalam proses mencari dan memahami ilmu pun kita perlu menghormati dan menghargai ilmu tersebut terlebih dahulu sebelum mempelajarinya, juga berkelakuan santun terhadap guru dan sesama pelajar agar pengetahuan itu dapat bermanfaat dan menjadi berkah dunia akhirat. 

6. Kesimpulan

Dari materi pembahasan mengenai korelasi adab dan ilmu yang sudah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwasanya: 


*Pengertian dari adab pada intinya adalah sikap dan watak seseorang yang ia terapkan pada seluruh kehidupannya juga di situasi tertentu. Adab seorang muslim yaitu sikap yang harusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hidup bermasyarakat, berbangsa, dan beragama. 


*Pentingnya adab dalam menuntut ilmu yaitu adab sebagai dasar sebelum mempelajari suatu ilmu. Abu Zakariya pernah mengingatkan kita bahwasanya "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh" sehingga adab dan ilmu sama pentingnya. 


*Penerapan adab ada pada berbagai bidang. Untuk bidang keilmuan, sudah dijabarkan bahwa ada 7, yaitu; membersihkan hati, mengurangi kesibukan duniawi, rendah hati, mempelajari ilmu yang pasti dan tidak diperdebatkan, tidak hanya meraih satu hal, sungguh-sungguh dan serius, dan yang terpenting yaitu menuntut ilmu semata-mata untuk mencari ridha Allah Swt. 


*Korelasi antara ilmu dan adab tak sebatas adab melengkapi ilmu melainkan adab ialah dasar dari suatu ilmu. Sebelum mempelajari suatu ilmu, seorang pelajar memerlukan adab sebagai dasar fondasi. Ini dikarenakan adab adalah kelakuan baik yang menjadi indikator penentu layak atau tidaknya seseorang menekuni suatu bidang. 


*Adab dalam menuntut ilmu tak hanya diperuntukkan untuk seorang murid melainkan juga untuk seorang guru. Guru juga memiliki kewajiban menghormati murid dan ilmu yang diajarkannya. Dengan menerapkan adab dalam mengajar juga, maka sempurnalah proses dan hasil belajar-mengajar tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun