Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Sakit di RS Jerman

3 Oktober 2016   03:31 Diperbarui: 3 Oktober 2016   16:39 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya menjadi tahu kalau di Jerman orang-orang itu menangani masalah secara detail dan runut diurai satu persatu. Pertama saya harus mendapatkan rekomendasi surat dari Dokter spesialis mata dulu , setelah itu saya harus ke gedung di sebelah lagi di Unit khusus Spesialis kulit.

“Sepertinya anda stress ya?” kata Dokter mata itu.

“Iya benar “ tambah suami saya.

“Istri saya baru pulang dari Singapur dan Indonesia selama 6 minggu , dia stress di sana” tambah suami saya lagi.

Saya melotot pada suami , “saya tidak stress pulang kampung tahu. Saya stress di pesawat saja !”

 Lama dan takut di pesawat timpal saya ke Dokter mata itu.

“Ok , ya itu bisa jadi alasan juga mengapa anda terserang virus herpes, karena anda stress di pesawat dan kecapaian  serta kurang sehat“, jawabnya sambil tersenyum.

Saya langsung diam dan meminta obat untuk mata yang semakin kabur penglihatannya. 

Dokter itu memberikan resep dan menyuruh suami untuk menebusnya di Apotik. 

“Dimana apotiknya tanyaku? “, Dia segera memberikan nama dan alamat apotik-apotik 24 jam .

Saya langsung heran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun