Sasi Laut: Melarang penangkapan ikan, pengambilan kerang, atau hasil laut lainnya selama periode tertentu.
Sasi Darat: Membatasi pengambilan hasil hutan, seperti sagu, buah, atau kayu.
Sasi Sosial: Mengatur aspek-aspek sosial, seperti larangan pernikahan atau kegiatan tertentu dalam waktu tertentu.
Contoh Pelaksanaan Sasi
Pulau Haruku, Maluku TengahDi Pulau Haruku, tradisi Sasi diterapkan untuk melindungi ikan lompa, sejenis ikan khas yang hidup di sungai-sungai kecil. Ketika Sasi diberlakukan, masyarakat dilarang menangkap ikan di wilayah tersebut.
Raja Ampat, Papua BaratDi Raja Ampat, Sasi laut diberlakukan untuk menjaga terumbu karang dan ekosistem laut. Upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi pelestarian alam tetapi juga mendukung pariwisata berbasis ekowisata.
Desa Nolloth, Pulau SaparuaTradisi Sasi diterapkan untuk melindungi hasil bumi seperti kelapa dan sagu, yang menjadi sumber pangan utama masyarakat setempat.
Relevansi Tradisi Sasi dengan Isu Modern
Di era modern, konsep pelestarian lingkungan semakin mendapatkan perhatian, terutama terkait dengan perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam. Tradisi Sasi menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana masyarakat lokal dapat berkontribusi dalam menjaga keseimbangan alam.
Melalui pendekatan adat ini, masyarakat adat Maluku dan Papua Barat telah menerapkan prinsip keberlanjutan jauh sebelum istilah tersebut menjadi populer di tingkat global. Bahkan, banyak pihak menganggap Sasi sebagai model konservasi yang dapat diadaptasi di berbagai wilayah lain.