Mohon tunggu...
Gisela  Debbie
Gisela Debbie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ambil Gen Plasma Nutfah untuk Negara Sendiri?

25 Agustus 2018   06:34 Diperbarui: 25 Agustus 2018   12:48 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang pertama, untuk melestarikan sifat tanaman induk. Kedua, untuk dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama. Kemudian, untuk menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang banyak dan waktu yang singkat. 

Yang keempat adalah sebagai sarana untuk melestarikan plasma nutfah. Kelima, untuk menghasilkan tanaman yang bebas virus. Keenam, untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Dan yang terakhir, pelaksanaan kultur jaringan tidak tergantung pada musim.

Disamping manfaat tersebut, kultur jaringan juga memiliki keunggulan dan kelemahan.Keunggulan dari kultur jaringan, antara lain: pemakaian bibit tidak tergantung dengan musim, bibit yang dihasilkan seragam dan juga bebas dari penyakit/hama, sifat-sifat tumbuhan yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diinginkan, bibit dapat diproduksi dengan jumlah yang banyak dan dengan waktu yang relatif lebih cepat, maka tidak memerlukan lahan yang luas, kualitas bibit yang didapat lebih terjamin.

Sedangkan kelemahan dari kultur jaringan, antara lain: biaya awal yang dikeluarkan cukup mahal, kultur jaringan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu karena harus memiliki keahlian yang khusus, dan bibit hasil kultur jaringan harus melalui tahap aklimitasi karena sudah terbiasa dalam keadaan/kondisi yang lembab dan aseptik.

Setelah mengetahui keunggulan dan kelemahan dari kultur jaringan, terdapat berbagai faktor penunjang keberhasilan teknik kultur jaringan, antara lain dengan memperhatikan stabilitas genetik agar tidak terjadi mutasi, menyeleksi bahan eksplan yang akan digunakan secara serius, mengusahakan dalam pen-transferan tanaman hasil teknik kultur jaringan ke media tanah, serta mengusahakan kemampuan dari eksplan yang dibudidayakan agar jangan sampai hilang.

Tahap-tahap Teknik Kultur jaringan, yaitu:

kultur-jaringan-5b80ed3012ae941e115aec05.png
kultur-jaringan-5b80ed3012ae941e115aec05.png
Tahap yang pertama adalah Tahap Persiapan. Tahap persiapan ini meliputi persiapan ruangan, alat-alat yang diperlukan, bahan tanaman, dan juga media tanaman. Persiapan ruangan dan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan merupakan tahapan awal yang sangat penting. Ruangan, alat-alat, bahan tanaman, dan media tanaman tersebut harus sebelumnya di sterilisasi, karena tingkat sterilisasi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dari teknik kultur jaringan.

Bahan tanaman yang digunakan dapat diperoleh dari daun, tunas, batang, dan bagian-bagian tanaman lainnya. Media tanaman biasanya ditaruh dalam botol kaca yang transparan. Media yang sesuai menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pada tahapan selanjutnya.

Tahap yang kedua adalah Tahap Inisiasi Kultur. Tahap inisisasi kultur ini menjadi tahapan awal dalam penanaman. Eksplan yang sudah di streilkan sebelumnya, kemudian ditanam pada media yang telah dipersiapkan. Namun, sterilisasi yang tinggi tetap harus dijaga selama proses penanaman sedang berlangsung. Botol-botol tersebut disimpan dalam ruangan tersendiri, di mana suhu, kelembaban, dan cahaya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan eksplan. Tanda awal dari pertumbuhan eksplan yaitu dengan terbentuknya kalus kompak pada bagian dasar eksplan.

Tahap ketiga, adalah Tahap Multiplikasi Tunas. Mulktiplikasi tunas sendiri dapat dilakukan dengan memisahkan ujung tunas yang sudah ada, yang telah menghasilkan ruas dan buku baru, tunas-tunas lateral, tunas adventif, dan juga dapat dilakukan dengan cara embrio somatik.

Tahap yang keempat, adalah Tahap Pemanjangan Tunas, Induksi Akar, dan Perkembangan Akar. Tunas-tunas yang sudah dipisahkan, kemudian membentuk bagian-bagin tanaman lengkap. Namun, tahapan ini tidak berlaku terhadap tanaman yang mudah berakar. Induksi akar sendiri merupakan proses memicu pertumbuhan akar yang biasanya dilakukan dengan penambahan zat pengatur tubuh terutama dari golongan auksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun