Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Setop Sebar Ketakutan Penembakan di Christchurch

15 Maret 2019   18:02 Diperbarui: 16 Maret 2019   02:38 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, publik pun dikaburkan dengan opini sesat yang menganggap aksi biadab adalah aksi balas dendam. Namun kita sebagai publik yang berakal sehat. Tentu semua tindakan tidak berkeprimanusiaan ini bukan sebuah pembenaran atas keyakinan/etnis.

Karena aksi-aksi dahulu dan yang terjadi baru saja adalah lingkar kebencian. Sebuah siklus yang bukan membuat kemanusiaan maju dan beradab. Namun memundurkan kemanusiaan kita pada masa-masa perang dan kebodohan dahulu kala.    

Maka, turut menyebarkan konten digital tindak biadab mereka selain menebar ketakutan. Juga menjerumuskan kita pada opini sesat. Dan tak jarang menyulut aksi balas dendam lain yang mungkin lebih mengerikan.

Salam,
Solo, 15 Maret 2019 | 06:02 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun