Sehingga, kini hoaks pun kehilangan makna kebohongannya. Dari sulitnya menelusur perekayasa dan penyebar hoaks. Lalu begitu mudahnya hoaks menarik sensasi dan emosi. Ditambah users yang minim berfikir kritis memahami literasi digital dan media.
Hoaks menjadi senjata sekaligus entitas yang dimaklumi di dunia digital. Hoaks bukan lagi dianggap kebohongan yang frontal. Hoaks menjadi kebenaran alternatif, penyetir keragu-raguan, dan medium kebebasan berekspresi.
Jika ketiga propaganda eufemisme hoaks diatas sudah kita alami. Akibatnya bukan main-main. Demokrasi kita sebagai negara bisa terancam.
Salam,
Solo, 06 Februari 2019
10:12 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H