Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cukupkah Emansipasi untuk "Kartini Modern"?

22 April 2017   17:40 Diperbarui: 23 April 2017   05:00 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki yang belum menerima dan memahami emansipasi dalam fungsi sosial dan keluarga mungkin terlalu acuh dengan hebatnya perempuan dengan hal ini. Saya pribadi tidak melihat banyak deviasi emansipasi. Kaum perempuan dengan emansipasinya bisa menempatkan dirinya dengan baik di mata lelaki. Mungkin juga ada beberapa kasus perempuan yang begitu angkuh melihat pola patriarkal sebagai pengekang kehidupan mereka. Namun sepertinya isu ini hanya terjadi di negri Barat.

kartini2-58fb32a3349373c3784c28a3.jpg
kartini2-58fb32a3349373c3784c28a3.jpg
Maka jika ditarik secara historis, maka R.A Kartini pun sejatinya sudah faham kedua hal diatas. Beliau hidup dimasa 3M dan pola patriarkal begitu mengekang. Namun beliau dobrak semua ini dengan intelegensi dan pembuktian. Dan faktanya pun, beliau tidak menolak adanya adat dan budaya yang ia tahu semenjak kecil. Pemikiran feminisme Barat tidak ia mentah-mentah dijwantahkan di negri sendiri. Ia faham dan menghormati budaya dan pola patriarkal yang membesarkannya. 

Disini, sentuhan perempuannya untuk membuat perspektif budaya dan kaum lelaki dapat menjawab tantang jaman bisa beliau buktikan. R.A Kartini adalah seorang perempuan yang visioner. Namun dengan tetap teguh berpijak pada budaya dan adat yang membesarkannya.

Tantangannya kini adalah, adakah 'penyimpangan' emansipasi itu di era modern saat ini? Baiknya kita tatapi benar foto R.A Kartini dengan kebaya dan sanggul khas Jawa-nya. Andai beliau mau, mungkin beliau akan berpakaian ala perempuan Barat bukan? Toh beliau mampu dan pernah belajar di Belanda. Namun nyatanya tidak. Beliau tetap perempuan Jawa yang perduli kaumnya, sampai saat ini.

Artikel saya soal Kartini: 

Kepada Kartini yang Bangun Siang Hari

Salam,

Wollongong, 22 April 2017

08:40 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun