Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karya Karma Bagian 12

22 Oktober 2016   18:55 Diperbarui: 25 Oktober 2016   18:34 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Persetan denganmu!’

“Indah Suryani…. Indah Suryani…!!” tiba-tiba Mariam mengingau. Mengagetkan W.

Bukan hanya kaget, namun W. heran. Kenapa ia tahu nama lengkap W?

‘Apa yang dia igaukan? Namaku? Kenapa ia tahu nama lengkapku?’ W. mundur menjauhi tempat Mariam berbaring sakit tak berdaya. Tanda-tanda vital di alat monitor jantung meninggi.

“Braakk!!” tiba-tiba pintu terbuka dan dua orang suster masuk dan mengecek.

“Maaf, ibu Mariam memang sering mengigau nama ini. Sudah 2 hari. Tolong bisa ambilkan saya penenang di farmasi suster.” Salah seorang suster meminta W. untuk mengambilkannya obat penenang. Namun W. terdiam dan terhenyak.

‘Siapa Mariam? Siapa dia?’ sambal menyaksikan Mariam yang masih mengigau namanya.

“Tolong suster!” suster yang meminta W. mengambilkan obat membangunkan W. dari lamunan.

“Baik..Baik.” W. segera berbalik dan keluar dari ruangan yang penuh kepanikan ini. Ia tahu dua orang suster tadi begitu panic sehingga tidak mengenali suster asing seperti dirinya.

Sambil berlalri W. bukan menuju ruang farmasi. Ia buang suntikan berisi sianida. Ia pilih melepas baju suster di ruang ganti dan pergi meninggalkan rumah sakit. Ada begitu banyak tanya dalam fikirannya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan apa yang Mariam igaukan. Tidak mungkin dalam tidak sadarnya, Mariam bias tahu nama lengkap W.

Siapa Mariam? Kenapa ia tahu namaku? Ku tidak pernah bilang nama lengkapku kepadanya.’ W. berjalan lambat sambal fikirannya terus bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun